SURABAYA, beritalima.com – Sebanyak 2/3 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) menyumbangkan kaum intelektual di Jawa Timur. Kaum intelektual tersebut berasal para mahasiswa maupun lulusan mahasiswa dari universitas sehingga melahirkan masyarakat Jatim yang cerdas dan berakhlak mulia.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo saat memberikan sambutan dihadapan Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo pada acara Kuliah Umum Wawasan Kebangsaan dan Pembukaan Rakernas Lembaga Pendidikan PGRI di Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, Kamis (6/9).
Dikatakannya, kaum intelektual di Jatim telah memberikan warna positif bagi pembangunan di Jatim. Saat ini jumlah, Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Jatim sebanyak 10 universitas sedangkan jumlah PTS sebanyak 326 universitas.
Dari jumlah itu, lanjut Pakde Karwo jumlah mahasiswa di Jatim sebanyak 721.682 orang terdiri dari mahasiswa PTN sebanyak 209.463 orang dan PTS sebanyak 512.219. “Kehadiran Bapak Presiden di Jatim sangatlah tepat untuk memberikan motivasi kepada generasi muda, karena sebanyak 2/3 kaum intelektual berasal dari PTS di Jatim,” ujarnya.
Tingkatkan Kualitas dengan IT
Sementara itu, dihadapan ribuan mahasiswa yang hadir, Presiden Jokowi mengingatkan untuk terus meningkatkan kualitas diri dengan memanfaatkan informasi teknologi (IT). Terlebih, saat ini telah terjadi Revolusi Industri 4.0.
Revolusi industri 4.0, tambahnya merupakan perpaduan antara teknologi, ilmu pengetahuan yang mengedepankan akses dan kecepatan. Maka, generasi muda harus segera untuk menyesuaikan diri. “Mau tidak mau, suka tidak suka kita harus menghadapi Revolusi Industri ke 4.0. Apakah kita ditinggal ataukah melompat jauh seiring dengan perkembangan itu,” terangnya.
Diakhir arahannya, Kepala Negara menegaskan, bahwa meskipun teknologi tumbuh secara cepat namun generasi muda tidak boleh melupakan jati diri sebagai bangsa yang besar. “Sebagai kaum intelektual mahasiswa harus senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan bangsa seiring dengan era teknologi. Kita harus sadar bahwa Indonesia adalah negara besar yang mempunyai potensi maupun kekuatan yang luar biasa,” tegasnya.
Terkait PGRI, Presiden menyatakan, bahwa PGRI lahir dari perjuangan Bangsa Indonesia. Peranan PGRI sangatlah strategis dalam rangka mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Presiden berharap, PGRI terus mampu menjadi organisasi yang dapat mencetak kaum intelektual. Terutama, mencetak generasi muda kader anak didik bangsa. “Terima Kaaih PGRI teruslah berjuang dan isi kemerdekaan melalui pendidikan nasional,” tutupnya.
Hadir dalam kesempatan itu, Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Saifudin, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dan Gubernur Jawa Timur. (RR)