Mahasiswa sebagai agent of change harus berfikir lebih luas salah satunya harus mengambil peran dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Banyak hal yang bisa dilakukan mahasiswa agar bisa ambil bagian didalamnya.
Demikian disampaikan Gubernur Jatim, Dr. H.Soekarwo saat Seminar BEM Seluruh Indonesia Wilayah Jawa Timur dengan tema Peran Mahasiswa dalam Mewujudkan Program Ekonomi Jawa Timur di Era MEA di Universitas Hang Tuah Surabaya, Sabtu (24/9).
Menurutnya, mahasiswa harus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) agar bisa bersaing dengan SDM negara lain yang ikut juga ambil bagian dalam MEA. “Oleh sebab itu, SDM Indonesia harus dibekali dengan keterampilan, karena era MEA merupakan era yang membutuhkan tenaga yang siap untuk bekerja,” ucapnya.
Lulusan peguruan tinggi berkontribusi terhadap tingkat pengangguran. Menurut data tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada tahun 2015 sebesar 4,23 persen dan pada tahun 2016 meningkat sebesar 6,3 persen. Hal tersebut disebabkan lulusan perguruan tinggi sebelumnya tidak sekolah vokasional sehingga tidak ada bekal dalam dunia kerja.” Salah satu solusinya adalah dengan menjadi wirausaha dan juga menyiapkan kualitas SDM sedini mungkin agar bisa bekerja di suatu perusahaan. Dan juga, harus ada sinergi antara pemerintah dan perguruan tinggi mencari cara untuk memberikan peluang mahasiswa dalam mengembangkan potensi diri dan kemampuan, salah satunya melalui program magang mahasiswa,” ujarnya.
Melihat kenyataan seperti itu, pemerintah mengambil kebijakan dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan SDM. Pemprov Jatim fokus kepada pendidikan vokasional agar tercipta SDM yang siap kerja. Di Jatim ada 2.600 SMK akan tetapi yang sudah terakreditasi hanya 1.100 SMK. Oleh sebab itu, agar lembaga vokasional memiliki standarisasi harus dilakukan pembenahan yakni Pemprov Jatim akan merekonstruksi perbandingan antara SMA : SMK dari 30 : 70 menjadi 70 : 30. “Tujuannya adalah menciptakan SDM yang memiliki keterampilan khusus sehingga bisa langsung masuk dunia kerja. Pemprov Jatim juga menyiapkan SMK mini untuk menciptakan SDM dengan keterampilan standart internasional dan mencetak wirausaha,” ungkap Pakde Karwo sapaan akrabnya.
Agar bisa diterima di dunia usaha, tenaga kerja asal Jatim juga dibekali dengan sertifikasi berstandar internasional. Jatim telah menjalin kerjasama dengan negara lain untuk memperoleh standarisasi internasional diantaranya pengiriman SDM ke Jerman, Jepang dan telah dilakukan MOU dengan Australia Barat perihal pendidikan vokasional serta pada 22 Maret 2016 lalu juga diadakan MOU antara Jatim dengan Amerika tentang community college dimana diajarkan keterampilan berstandart internasional. Sampai saat ini sudah ada 47.463 tenaga terampil dari Jatim yang telah tersertifikasi internasional” tambahnya.(**)