SURABAYA, beritalima.com – Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo memaparkan strategi peningkatan daya saing di Jatim. Pemaparan tersebut disampaikannya saat menjadi Keynote Speaker Bhirawa Award dan Sarasehan Birokrasi II dengan tema “Menatap Masa Depan Jawa Timur” yang diselenggarakan di Dyandra Convention Hall Surabaya, Kamis (20/12).
Ia menjelaskan, strategi peningkatan daya saing di Jatim dilakukan melalui pembangunan infrastruktur, pembangunan sumber daya manusia (SDM) berdaya saing, dan supporting reformasi birokrasi.
“Ketiga pembangunan ini dilakukan agar mewujudkan Jatim lebih berdaya saing. Tidak ada pilihan untuk melakukan hal ini karena kompetitor Jatim tidak hanya dalam negeri, tapi juga provinsi yang ada di luar negeri seperti Vietnam, Cina,” katanya.
Untuk infrastruktur, lanjut Pakde Karwo sapaan akrab Gubernur Jatim, Pemprov Jatim telah melakukan pembangunan infrastruktur darat, laut, udara, produksi agro, dan pengendalian banjir. Untuk pembangunan infrastruktur darat, seperti percepatan pembangunan jalan tol, pembangunan jalan pantai lintas selatan (pansela), peningkatan dan pemeliharaan jalan arteri, serta percepatan pembangunan kereta api double track.
Pemprov Jatim juga membangun infrastruktur laut seperti kapasitas Pelabuhan Probolinggo Baru, Boom Banyuwangi, dan Pelabuhan Prigi. Selain itu juga ada pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak untuk ekspor impor, Pelabuhan Teluk Lamong untuk Peti Kemas, serta Java Integrated Industrial Port Estate.
Untuk pengembangan kapasitas bandar udara, Pemprov Jatim juga mengembangkan beberapa bandara, seperti Bandara Internasional Abd. Saleh Malang, Blimbingsari Banyuwangi, dan pengembangan Bandara Bawean.
Untuk mendukung produksi agro di Jatim, pemprov juga melakukan perbaikan terhadap beberapa waduk seperti Waduk Gongseng, Waduk Bendo, Waduk Tukul, dan Waduk Tugu. Sedangkan Waduk Nipah dilakukan percepatan pengembangan jaringan irigasi primer dan sekunder dari luas layanan 225 Ha menjadi 1.150 Ha.
Untuk pembangunan infrastruktur pengendalian banjir, Pemprov Jatim melakukan desain penambahan 2 unit pintu air banjir untuk meningkatkan kapasitas Floodway Plangwot-Sedayu Lawas dari 640 meter kubik per detik menjadi 1.000 meter kubik per detik. “Jika ini dilakukan dapat menaikan indeks pertanaman dari 1,82 menjadi 2,3,” ujarnya.
Pakde Karwo menjelaskan, strategi peningkatan daya saing melalui pembangunan SDM, Pemprov Jatim melakukan beberapa langkah. Antara lain menerapkan kebijakan dual track strategy yang meliputi sektor formal dan strategi nonformal. Tidak saja untuk penempatan SDM di dunia kerja, tetapi juga dalam rangka menciptakan wirausaha-wirausaha yang punya daya saing.
“Tahun 2019 menjadi tahun peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Jadi peningkatan kualitas ini penting untuk menghadapi perkembangan jaman dan teknologi yang pesat,” jelasnya.
Selain itu, Pemprov Jatim juga melakukan moratorium pendirian SMU. Dalam hal ini, Pemprov Jatim menargetkan pada tahun 2023 mendatang 70 persen SMK dan 30 persen SMU. Untuk posisi saat ini 65 persen SMK dan 35 persen SMU.
Strategi ketiga dalam peningkatan daya saing, jelasnya, yakni melalui supporting reformasi birokrasi meliputi 4 hal utama. Yakni melalui regulasi (adminitsrasi), peningkatan SDM dengan meningkatkan skill dan managemen, teknologi informasi, serta kontrol masyarakat.
“Prinsip dari reformasi birokrasi adalah pelayanan, agar pelayanan baik maka masyarakat diberi ruang untuk mengontrol. Birokrasi semodern apapun perlu regulasi dan jiwa kepemimpinan. Tetapi regulasi yang mendorong lebih bagus,” pungkasnya.
Pakde Karwo Terima Penghargaan Adi Nayaka Wilwatikta
Pada kesempatan itu, Pakde Karwo juga berkesempatan menerima Penghargaan Adi Nayaka Wilwatikta dari Komisaris Harian Bhirawa. Penghargaan tersebut diberikan atas prestasinya memimpin Jatim. Tidak hanya itu, alasan diberikannya penghargaan tersebut juga karena Pakde Karwo dinilai sebagai birokrat terbaik yang melaksanakan tugasnya secara paripurna.
Atas penghargaan tersebut, Pakde Karwo menyampaikan terimankasih kepada manajemen Harian Bhirawa. “Harian Bhirawa sebagai media yang tahan uji, yang cukup lama dan sangat fokus pada birokrasi,” ujarnya.
Sementara itu, di jam yang berbeda, Wakil Gubernur Jatim Drs. H. Saifullah Yusuf menyampaikan, bahwa Harian Bhirawa telah berkontribusi bagi Jatim dalam menyuarakan suasana batin, dan aspirasi rakyat agar bisa ditangkap para birokrat. Sehingga lewat motto “Mata Rakyat, Mitra Birokrat” menjadi hal yang sangat tepat.
Menurutnya, Harian Bhirawa berusaha menjadi jembatan yang baik bagi masyarakat dalam mengambil keputusan. Sehingga aspirasi rakyat dan kebijakan pemerintah bisa sejalan.
“Selama 50 tahun, Bhirawa berjuang amat keras sebagai penjembatan kedua pihak. Keseimbangan seperti ini penting dalam era demokrasi agar kesejahteraan masyarakat bisa terwujud,” ujar Gus Ipul sapaan akrab Wagub Jatim. (humaspemprov Jatim/Gd)