Gubernur Jatim, Dr. H. Soekarwo mendorong anggota Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI/Polri (FKKPI) menjadi petarung dalam era global. Sebab saat ini kita memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Demikian disampaikannya saat menjadi pembicara dalam acara Penataran Kader Organisasi Tingkat Purna (TARKORNA) Nasional Angkatan XIV Tahun 2016 di Gedung R.E Martadinata, Kobangdikal, Surabaya, Rabu (25/05).
Menurut Pakde Karwo, sapaan akrabnya, pada dasarnya anak-anak muda indonesia adalah petarung yang luar biasa, termasuk anggota FKKPI. Mereka adalah petarung yang menjaga merah putih dengan semangat nasionalisme yang tinggi. Semangat itu harus terus didorong untuk memenangkan pertarungan di era industri dan perdagangan. “Dalam perdagangan, kita jangan hanya jadi bagian di dalam pasar dan sebagai konsumen, tapi kita harus tarung dan menang dalam kompetisi itu”, ujarnya penuh semangat.
Sebagai bangsa yang besar, kita tidak boleh takut dan menyerah pada bangsa lain. Hal ini dibuktikan dengan prestasi yang diraih Jatim dalam hal peningkatan kinerja perdagangan Jatim pada Triwulan I Tahun 2016. Net ekspor luar negeri (non migas tanpa jasa) pada triwulan I 2016 surplus sebesar 12,612 triliun rupiah. Sedangkan net ekspor non migas Jatim pada Triwulan I 2016 sebesar 47,556 triliun rupiah. Pada sektor perdagangan di ASEAN, Jatim lebih tinggi dibanding negara-negara ASEAN kecuali dengan Thailand. “Triwulan I 2016 ini defisit perdagangan Jatim hanya dengan Thailand, dimana tiga besar komoditi impor Jatim dari Thailand yaitu gandum, gula dan kembang gula, serta hasil penggilingan”, tambahnya.
Kontribusi sub sektor industri makanan dan minuman di Jatim meningkat dari 27,29% pada tahun 2015, meningkat menjadi 29,26% pada triwulan I tahun 2016. Prestasi ini makin menguatkan Jatim sebagai provinsi industri di tahun 2016. Hal ini terlihat dari pertumbuhan produksi Industri manufaktur mikro & Kecil (y on y) sebesar 5,43%, lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun 2015 sebesar 4,33%. Produksi industri manufaktur besar dan sedang pada triwulan I tahun 2016 (y on y) tumbuh sebesar 0,81 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2015. “Pada industri mikro dan kecil yang paling tinggi yakni pengolahan tembakau sebesar 25,78%, sedangkan pada industri besar dan sedang, angka tertinggi berasal dari industri mesin sebesar 21,3%”, ujarnya.
Ia menambahkan, memasuki era industri seperti saat ini, setiap orang harus punya keterampilan dan keahlian, agar menang di pertarungan dagang. Salah satunya dengan mengembangkan sekolah vokasional. Pemrov Jatim terus meningkatkan jumlah sekolah vokasional melalui pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Mini, meningkatkan industrialisasi, serta mendorong pertumbuhan infrastruktur. “Rasio jumlah sekolah SMK dibanding SMA di Jatim adalah 70% : 30%, dan ini didukung dengan adanya SMK Mini dan Balai Latihan Kerja (BLK) Plus”, ujarnya.
Pada kesempatan ini, ia memotivasi dan mendorong anggota FKKPI dari seluruh Indonesia agar menjadi agen perubahan di daerahnya masing-masing. Ia mengajak pada seluruh peserta untuk berani dan tidak menyerah dalam kompetisi perdagangan saat ini. (**).