SURABAYA, beritalima.com- Gubernur Jatim Dr. H. Soekarwo mengharapkan kepada para pelaku usaha, produsen, dan distributor di Jawa Timur untuk dapat menurunkan harga bahan pokok selama bulan ramadhan hingga lebaran nanti. Dengan demikian pada periode waktu dapat terjadi deflasi.
“Saya percaya semua pihak bisa mewujudkan deflasi pada bulan ramadhan hingga lebaran. Situasinya jadi tidak bagus kalau puasa dan lebaran inflasi tinggi” harapnya saat Silaturahmi Forkopimda bersama Pelaku Usaha, Produsen dan Distributor Bahan Pokok Tingkat Jawa Timur di Rumah Dinas Kapolda Jatim Jalan Bengawan Surabaya, Rabu (9/5) malam.
Kondisi tersebut dapat terwujud, lanjut pakde karwo sapaan akrab Gubernur Jatim ini, apabila terdapat komitmen para pengusaha, ketersediaan bahan pokok yang cukup, dan Forkompinda dapat menjaga situasi damai.
Untuk itu, pihaknya mengapresiasi Kapolda Jatim yang memberikan inisiatif menyelenggarakan kegiatan yang mampu menyatukan komitmen mewujudkan deflasi dari Pemprov Jatim, Polda Jatim, Kodam V Brawijaya, serta seluruh pengusaha. “Ini sejarah besar pada hari raya nasional harga-harga tidak naik,” jelasnya.
Dalam kesempatan sama, Pakde Karwo menjelaskan beberapa komoditi bahan pokok yang menyumbang inflasi. Diantaranya beras, daging, ayam, telor, dan cabai. Komoditi tersebut ketersediaan stoknya aman dan harga mengalami penurunan.
Mengenai stok beras, jelasnya, kondisinya masih sangat cukup di Jatim. Panen beras pada Bulan Maret-April sekitar 2,6 juta ton setara beras, sedangkan dalam setahun Jatim surplus 5,1 juta ton beras. Sedangkan stok beras di Bulog Divre Jatim saat ini, telah tersedia sebanyak 225 ribu ton. Untuk harga beras IR 64 dan bengawan cenderung turun.
“Stok beras di Jatim saat ini dalam kondisi aman. Untuk itu, masyarakat tidak perlu melakukan panic buying,” pintanya.
Meski demikian, ia mengingatkan bahwa Jatim memenuhi kebutuhan beras pada 16 provinsi. Karena itu, keamanan terhadap tata niaga beras tidak hanya dilakukan Bulog, tetapi juga semua pihak termasuk forkopimda ikut mengamankan.
Pakde Karwo juga menjelaskan, untuk harga daging di Jatim masih stabil dari bulan Desember 2017 hingga Mei 2018. Harga daging dengan kualitas satu Rp. 106 ribu, kualitas dua seharga Rp. 95 ribu, dan tetelan Rp. 85 ribu.
Mengenai daging ayam ras, ia menyampaikan stoknya masih sangat besar. Jatim menghasilkan daging ayam ras sebanyak 26 persen dari total daging ayam di Jatim. Harganya cenderung turun, mencapai Rp. 32 ribu sejak Bulan Januari 2018. Sedangkan untuk daging ayam kampung harganya sekitar Rp. 56-57 ribu.
Lebih lanjut disampaikannya, harga telor ayam kampung mencapai Rp. 36 ribu per kg. Sedangkan telor ayam ras harganya mencapai Rp. 22 ribu per kg dengan ongkos produksi Rp. 16 ribu. Kondisi tersebut membuat pedagang dan petani mendapatkan keuntungan.
“Tidak ada alasan untuk telor ayam ras naik harganya. Sudah ada perhitungan yang jelas,” tegasnya.
Untuk cabai seperti cabai keriting, merah besar dan rawit, lanjutnya, mulai Bulan Maret mengalami penurunan harga. Harga cabai keriting Rp. 29 ribu, cabai merah besar Rp. 30 ribu dan cabe rawit Rp. 23 ribu. Sedangkan bawang merah sedang panen besar saat ini dengan harga sekitar Rp. 28 ribu.
Dengan kondisi seperti ini, semua pihak diminta untuk tidak menaikkan harga bahan pokok. Begitu juga dengan forkopimda melalui Polda Jatim dan Kodam V/Brawijaya bisa bertindak tegas untuk menangani para pengusaha mempermainkan harga bahan pokok.
“Memang demand terhadap bahan pokok naik 10 persen untuk hari raya dan puasa, tetapi jumlah orangnya sama. Tinggal Kapolda dan Pangdam membantu memantau kepatuhan pengusaha dalam menjaga stabilitas harga bahan pokok,” pintanya.
Diskusi Ketahanan Pangan
Sementara itu, Kapolda Jatim Irjen Pol Drs. Machfud Arifin, SH mengatakan, pertemuan ini bertujuan untuk berdiskusi mengenai ketersediaan bahan pokok menjelang bulan ramadhan.
“Kita berdiskusi dan mendengarkan penjelasan dari Pakde Karwo mengenai ketahanan dan ketersediaan bahan pokok di Jatim,” jelasnya.
Hadir dalam kesempatan itu Kasdam V/Brawijaya Brigjen TNI Widodo Iryansyah, S.Sos, MM, KPPU Jatim, Bea Cukai, Pertamina MOR V Jatim Bali Nusra, Ketua Perpadi (Beras), beberapa pejabat di lingkungan Pemprov Jatim, serta para pengusaha, produsen dan distributor bahan pokok. (rr)