SURABAYA, beritalima.co – Bank Jatim sebagai salah satu pondasi perbankan di Jatim harus bisa menjadi Regional Champion Bank. Harapan tersebut sangat beralasan, terutama melihat kinerja yang baik selama ini, termasuk tahun 2017 yang berpredikat sehat.
Demikian Gubernur Jatim, Dr. H. Soekarwo dalam sambutannya pada saat Rapat Umum Pemegang Saham Tahun Buku 2017 PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur, Tbk di Ruang Bromo Bank Jatim Kantor Pusat, Selasa (20/2).
Dijelaskan, untuk menjadi Regional Champion Bank terdapat beberapa syarat utama yang harus dilakukan oleh Bank Jatim. Diantaranya, didukung teknologi yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas, efektivitas dan efisiensi. “Penggunaan teknologi di dunia perbankan sangat penting agar pelayanan terhadap masyarakat lebih maksimal,” jelas Pakde Karwo sapaan akrab Gubernur Jatim yang menjadi pemegang saham mayoritas Bank Jatim ini.
Syarat berikutnya, Bank Jatim harus melakukan assesment sumber daya manusia (SDM). Dalam memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat, Bank Jatim juga harus didukung oleh SDM yang berkompeten, karena SDM berkualitas juga akan berpengaruh dalam penerapan teknologi dalam perbankan.
”SDM berkualitas dan pemberian pemahaman tentang penggunaan teknologi dalam dunia perbankan akan memberi efek bagi nasabah, yaitu terciptanya rasa tenang dan aman,” ujarnya sambil menjelaskan perlunya SDM Bank Jatim untuk diberikan keahlian khusus seperti kemampuan keuangan dan analisa kredit. Apabila tiga syarat terpenuhi, lanjutnya, kinerja Bank Jatim diyakininya akan terus meningkat.
Dalam kesempatan sama, Pakde Karwo juga meminta agar manajemen Bank Jatim melakukan pembenahan agar “dana idle”, dana selisih antara dana titipan pihak ketiga dengan dana yang dipinjamkan kepada masyarakat, terutama UMKM untuk ditingkatkan. “Dengan demikian, nama Bank Pembangunan Jawa Timur terwujud,” pesannya sambil meminta mulai tahun tahun 2018 masing-masing direktur memunculkan inovasi dan agar ada timelines yang jelas pada setiap rencana inovasi tsb.
Tentang kinerja perbankan di Jatim, dijelaskannya, dari tahun ketahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2017, pertumbuhan aset perbankan Jatim cukup besar, untuk bank umum tumbuh 9,49 persen, BPR tumbuh 9,30 persen dan Bank Syariah tumbuh 14,21 persen. Kemudian untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) pada tahun 2017 juga mengalami pertumbuhan yaitu Bank Umum tumbuh 9,61 persen, BPR tumbuh 11,34 persen dan Bank Syariah tumbuh 21,77 persen. “Pondasi perbankan yang kuat tidak lepas dari peranan DPK dan penyaluran kredit ke masyarakat,” ungkapnya.
Laba Bank Jatim Capai Rp. 1,15 triliun
Dalam laporannya, Direktur Utama Bank Jatim R Soeroso menjelaskan pada tahun 2017, laba Bank Jatim mencapai Rp. 1,15 triliun atau mencapai 102,29 persen dari target laba yang ditetapkan. Selama tahun 2017, penyaluran kredit Bank Jatim tercatat sebesar Rp 31,75 triliun atau tumbuh 7,01 persen (yoy). Kredit di sektor konsumsi menjadi penyumbang tertinggi selama tahun 2017, yaitu sebesar 22,29 triliun atau tumbuh 12,42 persen (yoy).
Sementara itu, rasio Return on Equity (RoE) tercatat sebesar 17,43 persen. Rasio marjin bunga bersih atau net interest margin (NIM) tercatat sebesar 6,68 persen. Rasio Return on Asset (RoA) tercatat sebesar 3,12 persen. (rr)