SURABAYA, beritalima.com – Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo yang akrab disapa Pakde Karwo melaunching buku “Berkaca dari Kegagalan Liberalisasi Ekonomi” Memperkuat Komitmen Membangun Pertumbuhan Inklusif berbasis UMKM di Ballroom Hotel Sheraton Surabaya, Minggu (21/10) pagi.
Dalam sambutannya, Pakde Karwo mengatakan bahwa buku ini lahir dari pemikirannya tentang pengaruh globalisasi atau pasar bebas yang memunculkan liberalisasi ekonomi. Liberalisasi tersebut membawa dampak negatif, yakni mengutamakan efisiensi diatas segala-galanya demi memenangkan dan memperluas pasar.
“Namun akhirnya, konsep efisiensi itu gagal karena disparitas semakin meningkat, karena yang kecil semakin lemah, dan yang besar semakin kuat. Belajar dari itu, maka negara harus hadir untuk membuat regulasi yang mengatur dan memfasilitasi baik kepada kelompok yang lemah, seperti UMKM, maupun perusahaan yang besar,” katanya.
Ditambahkannya, kelompok yang lemah harus mendapat fasilitas yang lebih dibandingkan perusahaan besar. Contohnya, suku bunga perbankan yang diterapkan bagi sektor UMKM harus lebih kecil daripada suku bunga untuk perusahaan besar. Kemudian UMKM juga harus difasilitasi agar mereka bisa bersaing, dan memiliki jaringan penjualan.
“Pada umumnya, UMKM diberikan suku bunga 18 %, sedangkan perusahaan besar hanya 14 %. Karena itu, kami melakukan fiscal engineering melalui loan agreement Bank Jatim sebagai stimulus untuk UMKM Jatim, sehingga suku bunga untuk UMKM hanya sebesar 6 % saja,” tambahnya.
Selain itu, gubernur kelahiran Madiun ini juga mendirikan 26 Kantor Perwakilan Dagang (KPD) di 26 provinsi, dan 7 KPD di 7 negara, untuk jaringan pasar UMKM. Hasilnya, sektor UMKM kian tumbuh subur dari tahun ke tahun, dan mampu menjadi motor penggerak perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Pada 2012, UMKM di Jatim jumlahnya mencapai 6,8 juta, lalu pada 2016 jumlah UMKM Jatim meningkat menjadi 12,1 juta. Bahkan pada PDRB Jatim tahun lalu yang totalnya mencapai Rp. 2.019 triliun, UMKM berkontribusi sebanyak 1.161 triliun atau 57,52 % nya, dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 94,7 %,” ujarnya.
Suami Dra. Hj. Nina Kirana Soekarwo, M.Si ini melanjutkan, untuk perusahaan besar, pemerintah juga memberikan government guarantee berupa kemudahan perijinan, percepatan pengadaan lahan, jaminan ketersediaan pasokan energi/listrik, dan iklim perburuhan yang demokratis.
“Hasilnya, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur inklusif, dimana ekonominya tumbuh, namun disisi lain tingkat kemiskinan dan angka disparitasnya menurun,” jelasnya.
“Buku yang saya luncurkan hari ini isinya membahas tentang itu, buku ini adalah jawaban untuk mewujudkan kesejahteraan umum berdasarkan keadilan, sesuai pembukaan UUD 1945,” imbuhnya.
Ketua Dewan Komisioner OJK RI, Wimboh Santoso, Ph.D mengapresiasi diluncurkannya buku ini.
Menurutnya, buku ini merepresentasikan bagaimana keberhasilan Pakde Karwo dalam memimpin Jawa Timur, khususnya dalam membangun perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Pakde Karwo luar biasa, kiprah beliau tidak perlu diragukan lagi, terbukti dalam beberapa tahun terakhir, Produk Domestik Bruto (PDB) Jatim lebih tinggi dari provinsi-provinsi lain, bahkan berada diatas rata-rata PDB nasional. Terima kasih Pakde Karwo karena telah menginisiasi buku ini,” pujinya.
Masih menurut Wimboh Santoso, melalui buku yang dilaunching ini, Pakde Karwo sangat layak disebut guru, dan tokoh ekonomi arus bawah. “Pakde Karwo bisa mengartikulasikan dan mengaktualisasikan dengan baik bagaimana membangun ekonomi secara inklusif,” tambahnya.
Pakde Karwo, lanjut Ketua OJK Wimboh, juga merupakan sosok pemimpin yang layak menjadi inspirasi karena memiliki “3S”. Yakni, Sejuk, artinya beliau mampu menghadirkan kesejukan bagi masyarakatnya, kemudian Seger, yakni kebijakannya membawa angin segar bagi kemajuan daerahnya. Dan terakhir Sedekah.
“Pakde Karwo mampu menyedekahkan waktunya dan pemikirannya untuk kepentingan umat, diatas kepentingan pribadi beliau,” pungkasnya.
Hadir dalam kesempatan ini, diantaranya, istri Gubernur Jatim, Dra. Hj. Nina Kirana Soekarwo, M.Si, Rektor Universitas Airlangga Surabaya, Prof. Moh. Nasih, Guru Besar FEB UGM dan Staf Ahli Menteri Perhubungan, Prof. Wihana Kirana, Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional, Dr. Arif Budimanta, dan para kepala OPD di lingkup Pemprov Jatim. (rr)