JATIM, beritalima.com – Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo meminta kepada pemerintah pusat agar pembangunan, industri hingga aktifitas ekonomi Indonesia Bagian Timur dipusatkan di Jawa Timur.
Permintaan tersebut disampaikan langsung dihadapan Wakil Presiden Republik Indonesia Drs. H. M. Jusuf Kalla pada acara Ekspor Perdana Kapal Perang Strategic Sealift Vessel (SSF) pesanan The Departement of National Defence Armed Forces of The Philipines BRP Tarlac LD 601 di PT PAL Surabaya, Minggu (8/5).
Pakde Karwo sapaan akrabnya menjelaskan alasan aktifitas ekonomi di Indonesia Timur terpusat di Jatim adalah posisi Jatim yang menjadi pusat perdagangan di wilayah timur Indonesia. Jatim berperan sebagai pintu gerbang dan motor penggerak pembangunan di Indonesia.
“Jatim menjadi pusat kegiatan ekonomi sekaligus pintu gerbang bagi 110 juta penduduk Indonesia bagian timur. Ini artinya, Jatim memiliki peranan yang sangat penting bagi aktifitas ekonomi dan perdagangan Indonesia,” ungkapnya.
Dengan demikian, lanjut Pakde Karwo jika pemerintah ingin menyejahterakan masyarakat Indonesia bagian timur dan Kalimantan maka segala aktifitas ekonomi melalui Jatim.
Ia mencontohkan, pertumbuhan ekonomi Jatim pada tahun 2015 sebesar 5.44 persen diatas rata-rata pertumbuhan nasional sebesar 4.79 persen. Kontribusi Jatim juga naik terhadap PDB Nasional. Tahun 2014 kontribusi Jatim sebesar 14.60 persen sedangkan pada tahun 2015 meningkat sebesar 14.64 persen. “Kontribusi ini sangat bagus karena posisi Jatim yang menjadi pusat logistik dan konektivitas perdagangan sekaligus aktifitas ekonomi dari Indonesia Bagian Timur dan Kalimantan,” ujarnya.
Bedasarkan data perdagangan Jatim, untuk Ekspor dan Impor Jatim surplus sebesar Rp. 27.558 trilliun. Sementara bedasarkan data BPS, ICOR 4,91 persen. Artinya, Jatim merupakan satu daerah yang sangat efisien dibading provinsi lain di Indonesia. Dengan kata lain, jika ingin berinvestasi ya di Jatim. “Kesemuanya ini dikarenakan pelayanan publik dan SDM di Jatim sangat bagus,” tegasnya.
Terkait peluncuran ekspor perdana kapal ekspor, Pakde Karwo mengaku bangga karena ini adalah hasil produk dari anak negeri. Dalam kesempatan tersebut juga Pakde Karwo juga melaporkan kepada Wapres bahwa di Jatim juga memiliki 30 galangan kapal dengan total kapasitas 35.000 dwp baik yang pembuatan kapal maupun reparasi kapal. Selain itu, di Jatim juga terdapat 170 sentra industri dan menengah kapal rakyat yang mampu menampung 540 tenaga kerja.
“Saya percaya, pemerintah pusat bersama PT. PAL akan membantu industri perkapalan di Jatim. Saya kira permohonan kami, karena Jatim sebagai pintu gerbang Indonesia bagian Timur dan Kalimantan. Maka, jika logistik dan konektifitasnya bagus akan berdampak terhadap harga barang sehingga inflasi bisa rendah,” terangnya.
Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menegaskan, bahwa dalam pembangunan nasional khususnya bidang industri, pemerintah memfokuskan kepada Pulau Jawa. Khusus untuk Jatim, daerah ini menjadi suplai terbesar dari Indonesia Bagian Timur. “Dengan terpusatnya ekonomi dan industri di Pulau Jawa, maka kebutuhan sehari hari dan pembangunan terpusat di Jawa. Itulah kebaikan dari investasi dan industri yang ada di Jawa. Dan tidak akan mungkin ditemukan pabrik pabrik besar berada di luar Jawa,” ungkapnya.
JK biasa ia disapa berharap, Jatim dapat berfungsi sebagai pusat perdagangan. Akan tetapi, Jatim harus terus memperbaiki layanan. Terlebih, Jatim harus meningkatkan sistem logistik yang baik untuk memenuhi kebutuhan Indonesia Bagian Timur. Selain itu, Jatim juga harus mampu menerima produk-produk dari Indonesia bagian Timur yang akan diproses lebih besar.
“Sistem ekonomi nasional kita, harus memprioritaskan sistem logistik dan angkutannya terus diperbaiki. Maka inilah saat terbaik bagi Indonesia untuk mengambil alih industri perkapalan dunia. Jadi langkah Pak Gubernur untuk mengadakan pendidikan pendidikan kejuruan saya sependapat. Ke depan, harus ada upaya untuk meningkatkan Sekolah Menengah Kejuruan seperti SMK Pengelasan atau apapun untuk mendukung industri yang ada,” pungkasnya.
Sementara itu, pelepasan Ekspor Perdana Kapal Perang Strategic Sealift Vessel “BRP TARLAC (LD-601)” merupakan pesanan Kementerian Pertahanan Filippina. SSV merupakan pengembangan dari kapal pengangkut jenis Landing Platform Dock (LPD) yang didesain dengan panjang 123 meter, lebar 21,8 meter, kecepatan maksimal 16 knot dengan ketahanan berlayar 30 hari. Melalui transfer of technology saat pembangunan LPD bersama galangan Korea, Insan PAL membuktikan kemampuannya menyerap ilmu yang diaplikasikan dalam desain dan kualitas produksi kapal perang yang berkualitas, yakni SSV.
Pelepasan Kapal SSV menjadi wujud nyata kemampuan PT PAL INDONESIA (Persero) dalam menghasilkan kapal perang yang diakui secara global. Diharapkan keberhasilan ini dapat meningkatkan perekonomian di Indonesia serta mampu diikuti oleh kemampuan industri dalam negeri agar dapat meningkatkan local content material yang digunakan dalam pembangunan kapal. (**)