Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo minta jalur double track kereta api dari Surabaya ke Banyuwangi bisa diselesaikan secepatnya. Karena bila jalur tersebut bisa diselesaikan, maka alur distribusi bisa lebih lancar. Dengan demikian target pertumbuhan ekonomi Jatim sebesar 5,7 pada tahun 2017 bisa terealisasi.
Hal tersebut disampaikan Soekarwo ketika mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla pada saat meresmikan Pabrik Semen dan Terminal LPG Bosowa di Banyuwangi, Kamis (15/12) siang.
Menurutnya, untuk tahap penyelesaian double track tidak diperlukan pembebasan lahan karena sudah ada tanah disisi rel kereta yang sudah ada. “Double track membantu memperlancar arus distribusi barang sehingga harga akan lebih murah, membantu warga menjadi makmur, dan meningkatkan pendapatan masyarakat,” jelasnya.
Sementara itu, dalam kunjungan kerjanya di Banyuwangi, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla meninjau beberapa lokasi seperti Sekolah Pilot Negeri Banyuwangi, Pendopo Kab. Banyuwangi, Lounge Pelayanan Publik di Kantor Bupati Banyuwangi, Pabrik Semen Bosowa, dan Desa Wisata Osing.
Setibanya di Bandar Udara Blimbingsari, Wapres RI bersama Gubernur Jatim Pakde Karwo dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas meninjau Pembangunan Bandar Udara Blimbingsari yang berkonsep hijau dan ramah lingkungan. Di lokasi yang sama, rombongan Wapres juga meninjau Sekolah Pilot Negeri Banyuwangi.
Selanjutnya, rombongan Wapres RI berkunjung ke Pendopo Kabupaten Banyuwangi untuk mendengarkan paparan mengenai progres pembangunan Waduk Bajulmati yang disampaikan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Banyuwangi Guntur Priambodo.
Dalam paparannya, Kepala Dinas PU Pengairan Banyuwangi Guntur Priambodo menjelaskan, Waduk Bajulmati terletak di dua kabupaten yakni Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Situbondo. Waduk tersebut memiliki banyak manfaat. Diantaranya mampu menyediakan air baku/air bersih 110 liter/dt, air irigirasi 1800 Ha, pembangkit minihidro, pengembangan pariwisata, perikanan dan konservasi air, serta sebagai sarana edukasi.
Lebih lanjut disampaikannya, luas genangan waduk mencapai 91,93 Ha dengan daerah tangkapan air seluas 98,43 Ha. Elevasi puncak spillway mencapai +87,60 m dengan panjang melimpah 90,00 m, kapasitasi tampungan 10.000.000 m3. Kondisi saat ini, elevasi muka air mencapai +82,70 m dengan volume tampungan mencapai 6.801.840 m3.
Menurutnya, volume tampungan saat ini belum memenuhi kapasitas maksimal waduk. Namun, dengan asumsi apabila besar curah hujan selama bulan Desember – Februari tidak mengalami perubahan yang signifikan maka diperkirakan waduk akan penuh (sesuai dengan kapasitas rencana) pada bulan Februari.
Lebih lanjut disampaikannya, masih terdapat pekerjaan yang belum terbangun yakni saluran sekunder untuk perencanaan cetak sawah baru seluas + 600 Ha dan jaringan transmisi – distribusi air baku. Pembiayaan Konstruksi Waduk Bajulmati dilakukan secara Multiyears dan bertahap sudah mencapai Rp. 450.000.000.000,-.
Seusai mendengarkan pemaparan mengenai Waduk Bajulmati, Pakde Karwo mendampingi Wapres RI melanjutkan kunjungan ke Lounge Pelayanan Publik Kantor Bupati Banyuwangi untuk melihat Workshop Pelayanan Publik.
Pakde Karwo: Nek Ngurus Uwong Iku Kudu Nguwongke
“Nek ngurus uwong, iku kudu nguwongke” yang mempunyai makna apabila melayani orang itu harus menjadikan orang tersebut sebagai subjek bukan objek.
Gubernur Jatim, Pakde Karwo menyampaikan hal tersebut saat melihat persiapan Workshop Pelayanan Publik sebelum ditinjau Wapres RI, Jusuf Kalla di Kantor Bupati Banyuwangi, Rabu(15/12) siang.
Menurutnya, hal tersebut merupakan bagian dari filosofi Udar Gelung, yakni kesetaraan dalam pengambilan keputusan dimana menonjolkan musyawarah dan mufakat. “Orang harus dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Dengan begitu, pikiran dan pemikirannya akan bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam proses pembangunan negara,” ujarnya.
Karena itu, kepala daerah dan jajarannya harus terus melakukan komunikasi agar tercipta hubungan yang baik.”Bupati Banyuwangi merupakan contoh yang baik dalam menciptakan hubungan yang harmonis antara masyarakat dan pemerintahan. Banyak hal yang dilakukan dalam membuka ruang publik salah satunya sarasehan, ngopi bareng bersama rakyat dan kegiatan lainnya,” jelasnya.
Komunikasi yang baik, tentunya menciptakan hal yang baik pula. Hal itu terlihat, ketika komunikasi yang dilakukan antara Pakde Karwo , Bupati Banyuwangi, Azwar Anas beserta masyarakat Kab. Banyuwangi. Satu persatu, masyarakat menceritakan uneg-unegnya, tentunya dengan tujuan yang bagus bagi perkembangan wilayahnya kedepan.
Pujian dilontarkan oleh Bupati Banyuwangi kepada Pakde Karwo. Menurutnya ilmu mengenai melayani masyarakat diperolehnya dari Gubernur Jatim itu. Tanpa ada pencerahan dari Pakde Karwo mengenai pelayanan publik, mungkin Kabupaten Banyuwangi tidak bisa maju seperti ini,” ungkapnya. (**)