SURABAYA, beritalima.com – Gubernur Jatim Dr. H. Soekarwo menawarkan investasi di bidang smelter kepada para pengusaha Singapura. Selain berprospek bagus karena bisa meningkatkan industrialisasi, keberadaan smelter juga akan mengurangi impor bahan baku dan penolong industri yang saat ini masih 79 persen.
“Pembangunan smelter ini sangat membantu untuk mengatasi ketergantungan Jatim terhadap impor bahan baku. Mudah-mudahan ini menjadi kerja sama yang baik dan pasarnya jelas,” ujar Pakde Karwo, sapaan lekat Gubernur Jatim saat menerima Dubes Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (23/10).
Menurutnya, dengan terbangunnya smelter di Jatim, akan memberikan efek domino terhadap kinerja industri dalam negeri, khususnya di Jatim. Selain mampu mengurangi ketergantungan impor bahan baku, juga akan memicu tumbuhnya industri-industri hilir di sekitar lokasi berdirinya smelter.
Pembangunan smelter di Jatim, lanjut Pakde Karwo, juga dapat memperluas pasar seperti kawasan Timur Indonesia. Selain membantu memperluas pasar, pengembangan kerjasama dengan Jatim dapat menambah nilai efisien dalam perdagangan. Sebab geo ekonomi Jatim berada di tengah Indonesia dan menjadi hub perdagangan kawasan Timur Indonesia mulai Kalimantan sampai Papua.
Dijelaskan, untuk menunjang investasi smelter, pemprov akan memberikan kemudahan dalam berinvestasi melalui empat jaminan pemerintah (government guarantee) seperti kemudahan perijinan, penyelesaian masalah perburuhan, ketersediaan power plant, dan fasilitasi penyediaan tanah.
Selain smelter, Pakde Karwo juga menawarkan pengembangan industri yang terintegrasi dengan pelabuhan di Probolinggo dan Tuban kepada para investor Singapura. Apalagi kini industri dan pelabuhan menjadi model yang bisa dikembangkan di Indonesia. Keduanya memiliki keunggulan dalam segi lokasi yang strategis dan kondisi laut yang tenang.
“Kami menawarkan dua tempat yakni di Pelabuhan Tanjung Awar-awar Tuban dan Tanjung Tembaga Probolinggo. Yang ditawarkan kepada investor Singapura itu industri atau penggudangannya, sedangkan untuk pengelolaan pelabuhan tetap dilakukan oleh Pemprov Jatim,” jelasnya.
Sebagaimana diketahui, untuk terus mendongkrak pertumbuhan ekonomi, Pemprov Jatim mengembangkan lima pelabuhan yang terintegrasi dengan kawasan industri. Di antaranya dengan dibangun Pelabuhan Manyar JIIPE dengan area pelabuhan seluas 371 Ha dan area industri seluas 1.761 ha, pengembangan Pelabuhan Teluk Lamongan seluas 386 Ha. Selain itu, pembangun Probolinggo Industrial Sea-Port City menjadi kawasan industri seluas 500 Ha, Pelabuhan Paciran dan Pelabuhan Tanjung Awar-Awar Terintegrasi dengan kawasan industri Tuban yang diusulkan 300 Ha kawasan industri.
Dihadapan Dubes Singapura untuk Indonesia, Pakde Karwo memaparkan kondisi investasi Singapura di Jatim. Pada semester I tahun 2017, sudah mencapai 7,34 milyar dollar AS. “Ini artinya sudah menyumbangkan sebanyak 50 persen dari PMA di Jatim,” imbuhnya.
Sementara itu, Dubes Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar memuji kepemimpinan Pakde Karwo. Atas kepemipinannya, Jatim memiliki perkembangan yang baik dari tahun ke tahun. Ditambah lagi adanya jaminan dari Pakde Karwo mengenai kondisi Jatim yang aman dan kondusif saat pelaksanaan pemilihan kepala daerah secara serentak tahun 2018. “Ini memberikan kepercayaan bagi investor Singapura yang ingin ke Jatim,” katanya.
Ia menjelaskan, kunjungannya kali ini tidak hanya mengupdate perkembangan Jatim, tetapi juga mendiskusikan masa depan investor Singapura di Jatim. Dari segi bisnis dan investasi, perusahaan Singapura merupakan salah satu investor besar di Jatim baik di bidang properti, retail, makanan dan minum, maupun pelabuhan. “Ini menandakan sebuah hubungan yang baik kedua belah pihak,” jelas Dubes Singapura. (rr).