SURABAYA, beritalima.com – Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo menawarkan kepada negara Jepang untuk bekerjasama memperkuat ekonomi digital di Jatim. Saat ini, Pemprov Jatim telah siap memasuki era industri digital, dan telah membuat berbagai aplikasi serta marketplace yang bekerjasama dengan sejumlah platform digital berskala nasional, baik e-commerce maupun platform media massa online.
Tawaran itu disampaikan Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Jatim saat menghadiri Dialog Bisnis Indonesia – Jepang 2018 bersama Indonesia Japan Business Network (IJB) Net dengan tema “Jatim go Japan” di Ballroom lantai 10 Gedung Empire Palace Surabaya, Jumat (2/11) malam.
Pakde Karwo mengatakan, salah satu contoh aplikasi dan marketplace yang telah disediakan Pemprov Jatim adalah East Java Investment Super Coridor (EJISC) yang memuat semua informasi tentang potensi daerah atau prospektus Jawa Timur secara online. Kemudian, Pemprov Jatim juga telah membuat marketplace yang berfungsi sebagai bridging terhadap marketplace berskala nasional, seperti bukalapak dan tokopedia.
“Marketplace yang kami sediakan akan mempermudah, memfasilitasi, dan memperluas pasar antara seller and buyer, karena tersedia informasi produk-produk unggulan, ketersediaan stok barang, baik di dalam negeri, di daerah manapun yang sudah masuk ke dalam marketplace. Saat ini sudah ada 450 ribu UMKM dengan berbagai macam produk yang telah memanfaatkan marketplace kami,” katanya.
Dengan hadirnya berbagai aplikasi dan marketplace Jatim ini, maka pengusaha Jepang dapat langsung bergabung. Keuntungannya, buyer dari Jepang bisa langsung melihat produk-produk unggulan UMKM Jatim secara online. Dan sebaliknya, bagi seller, produk yang mereka tawarkan juga bisa dilihat secara online oleh buyer dari Jatim.
“Jadi pengusaha Jepang tidak perlu membuat aplikasi dan marketplace sendiri, cukup bergabung dengan kami, dan kita fasilitasi semua prosesnya. Marketplace Jatim siap bridging dengan IJB Net. Inilah yang kami tawarkan,” lanjutnya.
Gubernur kelahiran Madiun ini menambahkan, potensi pasar ekonomi digital ini sangat baik. Pasalnya, sektor UMKM dari tahun ke tahun tumbuh dengan pesat, serta menjadi tulang punggung atau backbone perekonomian Jatim. Bahkan, sektor ini juga mampu menyerap tenaga kerja terbanyak di Jatim.
“Pada 2012, UMKM di Jatim jumlahnya mencapai 6,8 juta, lalu pada 2016 jumlah UMKM Jatim meningkat menjadi 12,1 juta. Bahkan pada PDRB Jatim tahun lalu yang totalnya mencapai Rp. 2.019 triliun, sektor UMKM memberikan kontribusinya sebesar Rp. 1.161 triliun atau 57,52 %, dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 94,7 %,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum IJB Net, Suyoto Rais mengatakan, IJB Net didirikan oleh alumni Indonesia dari Jepang di berbagai organisasi dan didukung oleh diaspora Indonesia di Jepang.
“Kami juga ingin mengadopsi teknologi dan impor produk Jepang yang belum ada di Indonesia, serta membantu kolaborasi antar perusahaan kedua negara. Dan tentu, IJB-Net siap bersinergi dengan akademisi, pelaku bisnis, dan instansi pemerintah, termasuk bergabung dengan marketplace yang digagas oleh Pakde Karwo,” katanya.
Ketum IJB-Net Suroto menambahkan, visi yang diusung IJB-Net adalah menjadi organisasi yang terpercaya untuk membantu kolaborasi Indonesia-Jepang. Usaha itu bertujuan untuk mewujudkan visi IJB-Net, yakni melakukan berbagai upaya konkrit, diantaranya meningkatkan ekspor produk unggulan, membantu adopsi teknologi aplikatif, dan memperbanyak kolaborasi bisnis Indonesia-Jepang.
Hadir dalam kesempatan ini, istri Gubernur Jatim, Dra. Hj. Nina Kirana Soekarwo, M.Si, Konjen Jepang, perwakilan negara sahabat, dan pimpinan OPD di lingkup Pemprov Jatim. (rr).