SURABAYA, beritalima.com – Dalam rangka menciptakan generasi yang berkualitas, Gubernur Jatim, Dr. H. Soekarwo mengajak semua sekolah tidak hanya mengedepankan pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi tapi juga meningkatkan kualitas pendidikan etika, moral, dan spiritual. Ketiganya akan menjadi jawaban untuk tidak terulangnya kekerasan murid terhadap gurunya seperti terjadi di Kab. Sampang beberapa waktu lalu.
“Kekerasan yang terjadi di Sampang menunjukkan masih belum cukupnya ilmu tentang bagaimana menghormati guru dan orang tua. Itu menjadi alasan kenapa pendidikan etika moral dan spiritual perlu dikembangkan,” ujar Pakde Karwo sapaan akrab Gubernur Jatim pada saat memberikan sambutan pada acara penandatanganan Kesepakatan Bersama Pemprov Jatim dengan TNI AU tentang ~Kerjasama Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Bidang Pendidikan Menengah di Jatim~ di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (12/2).
Kasus di Sampang tersebut, lanjut Pakde Karwo, semakin mendukung perlunya kerjasama Pemprov Jatim TNI AU dalam meningkatkan kualitas sumber daya di Jatim, yang bukan hanya akan menghasilkan SDM-SDM berdisiplin, memahami iptek, dan berwawasan kebangsaan tetapi, juga menghormati guru dan orangtuanya.
Ditambahkan, wujud kerjasama dua belah pihak adalah menjadikan SMA Negeri 3 Taruna Angkasa Jawa Timur sebagai sekolah dengan kurikulum khusus bela negara dan kedirgantaraan. Kepada para murid, sekolah unggulan ini diajarkan kedisiplinan, fisik, ilmu pengetahuan, dan jiwa kebangsaan. Juga, mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari seperti hormat kepada guru dan orang tua,
”Prinsipnya keberadaan SMA Negeri 3 Taruna Angkasa Jatim membawa virus positif dalam meningkatkan wawasan kebangsaan sehingga bisa ditiru sekolah lainnya. Secara tidak langsung, juga menciptakan manusia yang unggul melalui kerjasama dengan TNI AU,” tegas Pakde Karwo.
SMA Negeri 3 Taruna Angkasa Jatim, lanjutnya, pada tahun ini sudah membuka ajaran baru. Kurikulum sudah disusun oleh Dinas Pendidikan Jatim yang bekerjasama dengan TNI AU. ”Para murid disediakan asrama sehingga penerapan kedisiplinan sudah bisa dilakukan sejak bangun tidur pagi, yang dilanjutkan dengan sholat berjamaah,” tambahnya.
Tidak Ada Militerisme
Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal Madya TNI Yuyu Sutrisna, SE, MM menuturkan, pendidikan di SMAN 3 Taruna Angkasa Jawa Timur bukanlah militerisme. Sekolah ini mengedepankan nilai-nilai kedisiplinan, termasuk taat kepada guru dan orang tua, bela negara, dan kedirgantaraan. Selain wawasan kebangsaan dan iptek, SMAN3 Taruna Angkasa juga mengajarkan ilmu kedigantaraan tsb. Dengan pengetahuan ini, diharapkan masyarakat akan memahami tentang kedirgantaraan sejak dini.
Ditambahkan, dukungan fasilitas yang disediakan Pemprov Jatim sangat membantu dalam melangsungkan proses pendidikan. Sementara itu, TNI AU sendiri akan menerjunkan tenaga pendidik yang tinggal di asrama bersama murid. “Tujuannya agar bisa mengawasi dan memberikan ilmu lebih intensif kepada murid dan juga agar tidak salah arah,” tambahnya.
Hadir dalan kegiatan penandatanganan KSB ini para pimpinan organisasi perangkat daerah di jajaran Pemprov Jatim, dan beberapa bupati/walikota terkait, yaitu Bupati Kab. Sidoarjo, Bupati Madiun, dan Walikota Madiun. (rra)