Pakde Karwo : Wayang Jadi Media Syiar Agama

  • Whatsapp
Gubernur Jatim Dr H Soekarwo Hadiri Pagelaran Wayang Kulit di Madiun

MADIUN, beritalima.com – Kesenian wayang kulit menjadi salah satu media syiar agama Islam oleh para ulama pada jaman dulu. Melalui wayang kulit, para ulama yang dikenal dengan julukan walisongo berhasil mengakulturasi budaya nusantara dengan budaya Islam. Sehingga, perpaduan tersebut tercipta harmonisasi kehidupan yang indah di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo saat membuka Pagelaran Wayang Kulit dengan Dalang Ki Anom Suroto lewat lakon “Begawan Ciptaning” yang digelar di lapangan Desa Palur, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, Sabtu (3/11) malam.

Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Jatim mengatakan, media syiar dengan kesenian wayang selaras dengan hadirnya agama Islam yang masuk ke nusantara dengan damai. Ketika masyarakat saat itu gemar dengan kesenian, walisongo pun memanfaatkan kesenian wayang untuk melakukan dakwah agama kepada masyarakat.
“Keharmonisan itu bisa terjadi karena kesenian wayang, selain memberikan tontonan juga mengajarkan tuntunan hidup yang mulia,” ujar Pakde Karwo.

Gubernur kelahiran Madiun ini mencontohkan peran Sunan Kalijaga dalam mensyiarkan agama Islam di nusantara. Sunan Kalijaga mengakulturasi melalui wayang purwa (wayang kulit bercorak Islam). Disamping itu, Sunan Kalijaga juga menciptakan corak batik bermotif burung (kukila), yang mengandung ajaran etik agar seseorang senantiasa menjaga tutur katanya dengan baik.

“Wayang menjadi media syiar Islam yang efektif, karena meletakkan budaya dengan basisnya adalah spiritual, jadi wayang kulit ini maknanya sangat besar dalam syiar Islam di Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, Dalang Ki Anom Suroto dalam mementaskan wayang kulit dengan lakon “Begawan Ciptaning” mengisahkan tentang Raden Arjuna yang tengah melakukan tapa-brata di dalam Gua Mintaraga di tlatah Gunung Indrakila. Saat bertapa, Raden Arjuna mendapatkan cobaan berat yang tidak sekadar berwujud makhluk biasa, namun juga para dewa dan bidadari dari Kahyangan Jong Giri Saloka.

Cobaan pertama berupa godaan duniawi dari tujuh bidadari yang diutus oleh Sang Hyang Bathara Indra. Karena keteguhan jiwanya, godaan yang dilambangkan tujuh warna pelangi di dunia itu tidak membuahkan hasil. Mereka pun pulang ke kahyangan dengan membawa rasa malu yang teramat dalam.

Godaan kedua berupa penyamaran Sang Hyang Bathara Indra menjadi resi tua bertubuh renta. Di depan Begawan Ciptaning, resi itu menyindir tapa-brata yang dilakukan Raden Arjuna hanya bertujuan untuk kebutuhan pribadi dan memburu keindahan dunia. Namun, sang Arjuna menegaskan bahwa tapa-brata yang dilakukannya adalah untuk mengukuhkan darmanya sebagai seorang ksatria.

Mendengar keteguhan Raden Arjuna, Sang Hyang Bathara Indra pun menunjukkan sosok aslinya yang menandakan godaan kedua telah berhasil dilewati. Tak berhenti disitu, Begawan Ciptaning mendapatkan godaan ketiga berwujud celeng, yang merupakan jelmaan Dibya Mamang Murka selaku utusan dari Prabu Niwata Kawaca (raja Manimantaka). Namun lagi-lagi, berkat keteguhan batinnya, Begawan Ciptaning mampu mengatasi godaan tersebut.

Setelah itu, datang godaan terakhir berupa dua ksatria jelmaan Sang Hyang Manikmaya (Bathara Guru) dan Sang Hyang Kanekaputra (Bathara Narada). Namun kedua ksatria yang turut membinasakan Dibya Mamang Murka dengan panahnya itu dapat ditaklukkan oleh Begawan Ciptaning.

Selepas kedua ksatria yang telah berubah menjadi Sang Hyang Manikmaya dan Sang Hyang Kanekaputra, Begawan Ciptaning mendapatkan anugerah berupa panah Pasopati. Panah ini bisa membinaskan keangkara-murkaan Prabu Niwata Kawaca, raja raksasa yang berhasrat mempersunting Bathari Supraba, bunga tercantik dari Kahyangan Jong Giri Saloka.
Pagelaran wayang kulit ini dihadiri pula oleh istri Gubernur Jatim, Dra. Hj. Nina Kirana Soekarwo, Bupati dan Wakil bupati Madiun, Walikota Madiun, para kepala OPD di lingkup Pemprov Jatim, serta ribuan masyarakat dari Madiun dan sekitarnya.. (rr)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *