Pasawari atau Pesta Budaya ini telah di gelar dari tanggal, (24/9) dengan berbagai acara kegiatan tyang sekaligus memperkaya khasanah budaya dan pesona pariwisata Indonesia.
“Pasawari Adat Panas Pela Amahai – Ihamahu. yang menonjolkan persaudaraan ini bukan saja mempertahankan dan memperkuat hubungan sosial kemasyarakatan, tapi juga melestarikan budaya Pela Gandong yang hanya ada di Maluku dan satu-satunya budaya kekerabatan di dunia,” papar Bupati Maluku Tengah, Tuadikal Abua dalam sambutanya pada saat pengangkatan sumpah pela gandong.
Pasawari atau perayaan Panas Pela Amahai – Ihamahu ini merupakan festival rutin dilakukan tiap 9 tahun secara bergantian antara Amahai yang terletak di Pulau Seram dan Ihamahu yang berada di Pulau Saparua.
Panas Pela yang dihadiri sejumlah tokoh-tokoh lingkungan hidup, termasuk Uli Sigar, Gubernur Maluku, Ir. Said Assagaff, Keetua DPRD Provinsi Maluku, Edwin Huwae, unsur Muspida Kabupaten Maluku Tengah dan ribuan masyarakat Negeri Amahai – Ihamahu.
Bersamaan dengan kegiatan Panas Pela, juga digelar Bakti Sosial Pengobatan Massal, Penanaman 40.000 bibit sengon karena debit air yang sudah menurun, serta Pembinaan UKM.
Panas Pela adalah suatu sistem hubungan soial kemasyarakatan yang berlaku sejak dahulu kala dalam kehidupan masyarakat Maluku. Pela ditandai dengan perjanjian antar dua negeri, desa atau kampong yang berbeda pulau dan perbedaan agama. (Jossye Christy)