SURABAYA, Beritalima.com|
Pandemi Covid-19 menyebabkan terhambatnya rantai pasokan global secara terus menerus sehingga mengakibatkan munculnya masalah dalam lingkup industri maritim.
Beberapa pelabuhan menutup layanannya terhadap kapal dari negara-negara yang dilanda virus dalam 14 hari. Sedangkan pelabuhan lainnya memberikan ijin kapal masuk ke pelabuhan dengan syarat jika kru kapal memiliki riwayat kesehatan tidak terkena virus tersebut.
Lars Jensen, CEO dan Mitra dari Sea Intelligence Consulting mengungkapkan bahwa akan ada lebih banyak masalah muncul dalam beberapa minggu ke depan seiring dengan menyebarnya pandemi yang mengakibatkan banyak orang sakit, mengisolasi bahkan lockdown, sehingga pelabuhan dan operator transportasi antar moda sementara waktu akan mengurangi pekerjanya. “Jika dilihat lebih dekat tantangan terkait permasalah tersebut, kebanyakan disebabkan oleh kontak fisik dalam proses bisnisnya, seperti pertukaran informasi pada media non-digital serta proses fisik yang membutuhkan tenaga kerja di lapangan,” jelasnya.
“Masalah ini tidak dapat diselesaikan dalam jangka pendek – hanya manajemen kontingensi yang dapat mengatasi masalah saat ini. Namun, dalam jangka panjang ada hal yang cenderung dapat mempercepat pemulihan tersebut, yaitu otomasi,” imbuh Jensen.
Jensen memperkirakan bahwa setelah pandemi mereda, akan ada peningkatan tajam penggunaan alat digital untuk pertukaran informasi dan tidak lagi menggunakan kertas. Selain itu, hal yang mungkin terjadi adalah adanya peningkatan penyerapan dalam peralatan otomasi, serta pengurangan pada pekerjaan manual. Salah satu contoh otomasi pelabuhan ini adalah EagleRail Container Logistics, yang mengotomasikan angkutan kontainer melalui listrik, overhead light rail, menggantikan truk jarak pendek di pelabuhan.
Mike Wychocki, CEO, EagleRail Container Logistics menjelaskan pentingnya bagi industri perkapalan dan transportasi antar moda untuk berinvestasi dalam otomasi penanganan peti kemas, baik di dalam maupun di luar gerbang pelabuhan. Keselamatan dan keamanan rantai pasokan global serta jutaan nyawa sangat bergantung pada otomasi. “Kami yakin bahwa adopsi cepat dari solusi EagleRail lebih penting karena dapat mengatasi semua potensi keterlambatan yang disebabkan oleh gangguan rantai pasokan akibat wabah global ini.” jelasnya
Sistem EagleRail beroperasi 24/7 dengan kru memonitor jarak jauh, mengumpulkan, memantau dan berbagi data pada semua titik lokasi, kondisi peti kemas yang tersegel, waktu perjalanan, clearance, dan lainnya secara real time.(yul)