Pandemi Mengganas, Sultan Minta Pemerintah Libatkan Siti Fadilah

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Pandemi Covid-19 yang menyerang Indonesia membuat semua pihak prihatin. Hingga Senin (18/7) data yang terhimpun, jumlah kasus pasien terinfeksi meninggal mencapai 74,920 orang dari total kasus 2,91 juta.

 

Situasi ini memburuk karena hadirnya varian Delta dimana infeksi dapat menyebar hanya dalam waktu 15 detik melalui jalur udara (airborne).

Dan, ini terjadi bukan hanya di Indonesia, tetapi juga seluruh dunia, termasuk Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Australia, India dan Inggris.

Menyikapi situasi ini, Wakil Ketua DPD RI, Sultan Bachtiar Najamudin melalui keterangan pers yang diterima media Rabu (21/7), memberikan tanggapan.

“Kita apresiasi langkah Pemerintah menerapkan pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang dipimpin Luhut Binsar Panjaitan bersama Airlangga Hartanto.

PPKM berakhir Selasa (20/7) dan dilanjutkan hingga 25 JUli 2021. Hal ini merupakan langkah tepat dalam menurunkan penularan Covid-19 dan mengurangi kebutuhan masyarakat untuk pengobatan di Rumah Sakit yang telah over kapasitas,” kata Sultan.

Hanya saja lanjut senator muda dari Dapil Provinsi Bengkulu ini, dengan situasi yang penuh ketidak pastian atas serangan Covid-19, pemerintah butuh dukungan sekaligus harus melibatkan banyak pihak lainnya yang berkompeten menghadapi pandemi dalam menentukan langkah, skema kebijakan dalam jangka panjang kedepan.

 

“Kita tidak pernah tahu kapan pandemi ini berakhir. Kita butuh kesiapan dalam menghadapi bagaimanapun situasi ke depan, baik penanganan maupun pencegahan terhadap setiap kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Dan, itu harus melibatkan orang khusus yang punya rekam jejak dalam menghadapi pandemi,” tegas dia.

Menurut Sultan, Menteri Kesehatan 2004-2009, Siti Fadilah Supari adalah orang yang tepat dilibatkan pemerintah dalam memberikan wawasan, pertimbangan, bahkan susunan strategi kebijakan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang melawan virus Corona.

 

“Saya meminta Presiden memanggil ibu Siti ke Istana, sekaligus untuk dapat memberikan ruang keterlibatan secara formal (kewenangan khusus) dalam menghadapi pandemi Covid-19 di Indonesia,” kata dia.

Sebab, menurut mantan Wakil Gubernur Bengkulu itu, dalam menghadapi pandemi sekarang, kita butuh sosok yang punya pengalaman secara nyata.

Sebagai informasi bahwa, Siti Fadilah pernah menjabat Menteri, Kesehatan era pemeintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Kala menjadi Menteri Kesehatan, Indonesia pernah kena flu burung dan negeri ini sukses menanganinya. Selain itu, Bu Siti juga staf pengajar kardiologi Universitas Indonesia. Siti merupakan ahli jantung di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita.

Pada 2007, dia menulis buku berjudul Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung konspirasi AS dan organisasi WHO dalam mengembangkan senjata biologis dengan menggunakan virus flu burung. Buku ini menuai protes dari petinggi WHO dan AS.

 

Pada 1987, Siti menerima The Best Investigator Award Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Best Young Investigator Award dalam Kongres Kardiologi di Manila, Filipina (1988). Dia menerima The Best Investigator Award Konferensi Ilmiah tentang Omega 3 di Texas AS (1994) dan Anthony Mason Award dari Universitas South Wales (1997).
Ia juga menerima penghargaan dari AS dan Australia.

“Kebijakan kedepan tidak boleh bersifat trial dan error, ketika hadir masalah kita kalang kabut menghadapinya. Jadi, segera harus dirumuskan dengan pendekatan yang berasal dari kacamata ilmu pengetahuan dengan melibatkan orang yang berpengalaman secara komprehensif dalam dunia epidemiologi. Beliau memiliki semuanya untuk berperan besar membantu pemerintah menanggulangi Covid-19,” kata Sultan.

 

Bu Siti adalah aset bangsa. Apalagi dalam menghadapi pandemi. Beliau adalah seorang ilmuwan dan kaya pengalaman di birokrasi sebagai menteri di pemerintahan. “Selain itu, beliau telah menerbitkan 150 karya ilmiah yang dipublish dalam jurnal nasional maupun internasional.”

Beliau juga aktor utama yang berperan dalam mengatasi dua pandemi flu di Indonesia.

“Kita menginginkan kebijakan ke depan menyeimbangkan tantangan dimana satu sisi tetap mengedepankan upaya ketahanan ekonomi nasional berjalan tanpa meninggalkan penyediaan public health services ditengah wabah. “Saya yakin pemerintah bersama Bu Siti dan seluruh pihak yang terlibat dapat mewujudkannya,” demikian Sultan Bachtiar Najamudin. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait