Jombang | beritalima.com – Kemarau basah di tahun 2025 kerap hujan turun disebabkan anomali antara el nino dan la nina, tanaman jagung rentan gagal panen. Target Luas Tambah Tanam (LTT) di Kanupaten Jombang tahun 2025 seluas 81.251 hektar dengan luas Lahan Baku Sawah (LBS) seluas 44.054 hektar ditanami padi.
Hal itu diucapkan Buddi Santoso Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan, Perkebunan dan Hortikultura berhasil ditemui di kantornya di Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, di Ruang Kerjanya, pada Senin (13/10/2025).
Lanjutnya tanaman jagung ditangani TNI/Polri dalam mewujudkan swasembada pangan. Jagung ditanam diareal perhutani dengan melakukan kerjasama. Terang Budi Santoso, hasil panen jagung bulan Agustus tahun 2024 berbeda jauh dengan panen jagung tahun 2025 ini.
“Panen jagung dari 21 Kecamatan pada bulan Agustus tahun 2024 mencapai 2.983,9 hektar dengan produksi 20.887,3 ton dibanding Aguatus tahun 2025 ini tercatat menurun menjadi seluas 1.513,1 hektar dwngan produksi 10.592,5 ton,” terang Budi kepada beritalima.com.
Masih diterangkan Buddi, banyak yang bongkar maunya tanam jagung bulan ini (Oktober) namun khawatir tanam jagung bulan Oktober – November curah hujan cukup tinggi.
“Pasti jagung itu nanti sebelum berbuah akan mati, jadi mereka banyak yang tanam padi itu,” jelasnya.
Akhirnya ungkap Buddi selaku Kabid, menanam padi Genja, yang mempunya masa panennya cepat dengan kalender 85 hari sudah panen. Lanjutnya, habis panen banyak yang tidak berani tanam jagung karwna waktunya November dimungkinkan curah hujan cukup tinggi.
Ironisnya data dinas pertanian tidak sama dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) karena BPS berdasarkan sampling sedangkan data dinas pertanian Kabupaten Jombang terjun langsung ke lapangan.
“Kementerian Pertanian lebih percaya data BPS dibanding data Dinas Pertanian. Caranya memang tidak sama dengan kita. Kalau kita bener bener terjun ke masing masing lahan. Kalau dia (BPS) pakai sampling gak bakalan ketemu, dia pasti lebih sedikit,” tandasnya.
Sambungnya, program swasembada pangan kebijakan pusat bahkan membuka lahan persawahan baru di luar pulau Jawa dengan anggaran triliunan rupiah. Namun dengan luas lahan persawahan di luar pulau itu otomatis membutuhkan tenaga produksi yang besar.
Menunjang swasembada pangan ungkapnya, sekarang sudah ada berapa desa yang mendapat bantuan pompa air untuk tanaman padi. Totalnya masing masing 30, 30 untuk Dinas pertanian dan 30 pompa untuk Kodim.
“Kodim punya brigade pangan, pompa yang diterima Kodim untuk menanami padi bila lahannya tidak ada airnya. Jadi saling pinjam antara Dinas Pertanian dengan Kodim,” pungkas Buddi Santoso.
Jurnalis : Dedy Mulyadi

