BANYUWANGI,Beritalima.com – Upaya memperkuat ketahanan pangan nasional terus bergulir hingga ke pelosok daerah. Salah satunya terlihat di Dusun Kutorejo, Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi, di mana Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Banyuwangi menggelar kegiatan Panen Ketahanan Pangan Tahun 2025 yang terhubung secara virtual dengan panen raya nasional di Provinsi Lampung, Rabu (29/10/2025).
Kegiatan ini menjadi simbol nyata sinergi antara TNI AL, Pemerintah Daerah, Perhutani, dan kelompok tani hutan dalam mendukung program swasembada pangan yang dicanangkan Presiden RI.
Lahan seluas 20 hektare milik Perhutani KPH Banyuwangi Selatan menjadi lokasi utama penanaman kedelai. Komoditas yang ditanam sejak Juni hingga Oktober itu terdiri atas kedelai hitam serta jenis unggulan baru “Garuda Merah Putih”, hasil kerja sama dengan Markas Besar Angkatan Laut. Tanaman kedelai Garuda Merah Putih saat ini berusia 58 hari dengan tinggi rata-rata 90 sentimeter dan diproyeksikan panen pada akhir November.
“Dari hasil panen nanti, satu hektare akan kita jadikan benih untuk diperluas menjadi 60 hektare hamparan kedelai di wilayah Banyuwangi Selatan,” ujar Danlanal Banyuwangi Letkol Laut (P) Muhammad Puji Santoso, M.Sc.
Puji Santoso berharap hasil panen kali ini mampu menyaingi capaian panen di Lampung yang mencapai 3–4 ton per hektare.
“Kita juga belajar bagaimana mengelola tanaman kedelai agar produktivitasnya maksimal. Jika hasilnya baik, kami berharap Bulog dapat menyerap produksi petani agar mereka mendapat hasil yang layak,” tambahnya.

Kegiatan panen virtual tersebut juga dihadiri Wakil Bupati Banyuwangi Ir. H. Mujiono, M.Si., Dandim 0825 Banyuwangi Letkol Inf Triyadi Indrawijaya, perwakilan Polresta Banyuwangi, Kejari, Bulog, Dinas Pertanian, serta sejumlah tokoh masyarakat dan kelompok tani hutan dari Kecamatan Tegaldlimo.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Mujiono menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari program Nawacita Presiden RI yang menekankan pentingnya kemandirian pangan daerah.
“Pemkab Banyuwangi berkomitmen mendukung peningkatan produksi kedelai. Saat ini penyerapan pupuk urea sudah mencapai 70 persen dan NPK 80 persen, artinya ketersediaan pupuk hingga akhir 2025 masih aman. Kami juga akan terus mendampingi petani agar hasil panen semakin meningkat,” kata Mujiono.
Lebih jauh, Mujiono menekankan perlunya inovasi dalam pemanfaatan hasil panen kedelai.
“Jangan berhenti pada tempe dan tahu. Kita harus dorong produk olahan lain seperti susu kedelai atau inovasi baru yang memberi nilai tambah bagi petani,” ujarnya.
Acara turut diwarnai dengan pemberian bantuan sembako kepada masyarakat petani hutan serta peninjauan langsung lahan kedelai oleh Forkopimda Banyuwangi. Seluruh rangkaian kegiatan berjalan lancar dan mendapat sambutan positif dari masyarakat setempat.
Melalui kolaborasi lintas sektor ini, Lanal Banyuwangi dan Pemerintah Daerah berharap dapat berkontribusi dalam mengurangi ketergantungan impor kedelai serta memperkuat kemandirian pangan nasional dari ujung timur Pulau Jawa.(Rony//B5)







