Acara penanaman bibit kurma Thailand tersebut dihadiri oleh Prof. Dr. Jasman J. Ma’ruf (Rektor UTU), Dr. Kamal Arief (Arsitektur Heritage Aceh dari Bandung), Bapak Mahdi Muhammad (Pekebun Kurma Pelopor di Montasik) dan puluhan penggerak kurma dari Kabupaten/Kota Aceh dan Luar Aceh seperti Banda Aceh, Aceh Besar, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Jaya, Nagan Raya, Langsa, Sigli, Medan, Jakarta, Jawa Barat dan bahkan dihadiri penggerak tanaman kurma dari luar negeri seperti Mekah dan Madinah Arab Saudi, Turki, Brunai Darussalam, Malaysia dan Libya.
Sedangkan dari jajaran Kodam Iskandar Muda, Pangdam IM Mayjen TNI L. Rudy Polandi didampingi oleh Kasdam IM Brigjen TNI Moch. Fachrudin. S.Sos.,Irdam IM, Danrindam IM, para Asisten Kasdam dan Kabalakdam IM.
Dalam sambutannya, Pangdam mengucap bangga dan mengatakan bahwa untuk membuka ekonomi daerah, kita harus mencari peluang yang baik untuk menumbuhkan perekonomian di Aceh, dan alhhamdulillah di Aceh ini sudah bisa menanam kurma, kebun kita luas dan mudah-mudahan berhasil.
“Saya bangga dan untuk membuka ekonomi daerah harus mencari peluang yang baik untuk perekonomian Aceh, dan alhamdulillah di Aceh sudah bisa menanam, kebun kita luas mudah-mudahan berhasil”, terang Pangdam IM Mayjen TNI L. Rudy Polandi.
Pangdam juga mengucapkan terima kasih kepada pak dr. Hilmy Bakar dan masyarakat semua dapat melaksanakan penanaman kurma dengan baik berharap pohon kurma ini dapat tumbuh subur dan buahnya dapat dinikmati oleh masyarakat. “Saya bertemia kasih kepad pak Hilmy dan semua masyarakat, saya berharap pohon kurma ini dapat tumbuh subur dan hasilnya dapat dinikmati masyarakat”, ungkap Jendral bintang dua tersebut.
Diwaktu yang sama, Dr. Hilmy Bakar selaku pemilik kebun kurma tersebut mengungkapkan kendala dan kesulitan yang dihadapi dalam pengembangan perkebunan kurma di Aceh maupun Indonesia, terutama masalah dalam memperoleh bibit kurma yang sangat sulit untuk di datangkan dari luar negeri atau Thailand.
“untuk mengembangkan kebun kurma di Aceh ini kami kesulitan dalam memperoleh bibit kurma untuk masuk ke Aceh, kirannya kedepan dapat diperlancar prosesnya”, ungkap Hilmy Bakar.
Pengembangan tanaman kurma dengan bibit yang berkualitas akan jadi percontohan tanaman kurma di wilayah propinsi Aceh dan Indonesia yang memiliki iklim Tropis yang sama dengan iklim di Thailand, apalagi tanah di aceh sangat subur. Saat ini ada beberapa daerah yang telang mengembangkan kebun kurma di Provinsi aceh ini seperti wilayah Langsa dan tahun kemarin dikembangkan di Kabupaten Bireuen.
Sebanyak 600 batang bibit pohon kurma asal negeri Thailand ditanam di lahan seluas 60 ha milik perkebunan kurma Aceh Integrated Farm Montasik ini, dan selama kurang lebih enam tahun setelah masa tanam pohon kurma tersebut dapat menghasilkan buah baik melalui penyerbukan secara alami maupun dengan bantuan manusia.
Senada dengan dr. Hilmy Bakar, sdr. Azhar (46) salah seorang pengelola kebun kurma Aceh Integrated Farm Montasik berharap bantuan pemerintah propinsi maupun pusat agar mempermudah izin masuk bibit kurma di Indonesia dipermudah, karena proses pengiriman bibit yang di datangkan dari Thailand masih terkendala dengan proses karantina tanam yang cukup lama.
Selain itu Azhar juga mengungkapkan bahwa dengan kemudahan proses masuk bibit tersebut maka harga juga tidak terlalu mahal, bibit kurma asal Thailand tersebut sangat bagus yang merupakan hasil olah penelitian bibit dari Inggris Kini satu batang bibit kurma berkisaran 1,5 jutaan,’’(**)