JAKARTA, Beritalima.com– Fenomena menarik dalam suksesi kepemimpinan nasional untuk menggantikan posisi Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden Oktober 2024 dimunculkan atau muncul nama calon dari luar Pulau Jawa, seperti Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr H Zulkieflimansyah.
Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting, Pangi Syarwi Chaniago kepada awak media di Jakarta, Sabtu (22/5) siang mengatakan, sebelumnya hanya muncul nama dari kalangan elite di Pulau Jawa saja.
Ada Ketua Umum Partai Gerindra yang juga Menteri Pertahanan (Menhat) Letjen (Pur) Prabowo Subianto, Dr H Anies Baswedan (Gubernur Jakarta), Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah), Ridwan Kamil (Gubernur Jawa Barat) dan Sandiaga Salahudin Uno, pasangan Prabowo ketika maju pada Pilpres 2019.
Selain nama-nama di atas, juga ada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY/Partai Demokrat), Puan Maharani (Ketua DPR RI/PDIP), Tri Rismaharini (Mensos), Kofifah Indarparawansa (Gubernur Jawa Timur), Jenderal (Pur) Gatot Nurmantyo dan beberapa nama lain yang elektabilitasnya jauh di bawah.
Namun, kata Pangi, belakangan muncul nama Zulkieflimansyah, calon dari luar Pulau Jawa. Sebenarnya, pria kelahiran Sumbawa Besar (NTT), 18 Mei 1972 ini tidaklah asing dalam dunia politik di tanah air. Sebelum dipercaya menjadi Gubernur NTB, dia sudah beberapa kali menjadi anggota DPR RI dari Dapil Provinsi Banten.
Walau baru menjalani periode pertama sebagai Gubernur NTB, tetapi pria ini menjadi Kepala Daerah terpopuler dari wilayah Indonesia bagian Timur. Hal itu disematkan kepada Zulkieflimansyah tentu tidak lepas dari sukses dia menjalankan roda Pemerintahan NTB. “Dia punya inovasi dan gagasan yang cemerlang dalam memajukan NTB,” kata Pangi.
Menurut Pangi, Zulkieflimansyah adalah capres alternatif di luar nama-nama mainstream yang beredar di kalangan publik dan survei, seperti Prabowo, Anies, Ganjar, Sandi maupun Ridwan Kamil.
Capres alternatif, lanjut pengamat kelahiran Buluh Rotan, Nagari Guguak, Kecamatan Koto VII, Sijunjung, Sumatra Barat, 20 Januari 1986 ini, dapat membuat kompetisi pilpres mendatang lebih menarik karena calon tidak didominasi tokoh tokoh dari Pulau Jawa dan Para Ketua Umum Partai Politik.
Bahkan banyak calon presiden, semakin baik untuk demokrasi. “Jangan sampai Pilres mendatang hanya dua calon seperti dua kali Pilpres lalu sehingga tidak lagi ada gesekan atau keterbelahan publik seperti sampai saat ini. Jika lebih dari dua, bakal banyak pilihan dan banyak pula varian pilihan,” ucap Pangi.
Hasil riset Voxpol, kata dosen ilmu politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu, saat ini masyarakat menginginkan capres lebih dari dua calon. “Pemilih tentu tidak menginginkan kandidat itu hanya muncul dari kalangan Ketua Umum Partai, Menteri – Menteri yang dianggap berkinerja baik. Namun, juga dari kalangan Kepala Daerah Berprestasi.”
Saat ini, kata Pangi, klaster Ketua Umum Partai banyak yang tidak populer dan kurang disukai masyarakat, sehingga yang diharapkan adalah menteri dan Kepala Daerah yang berprestasi.
Namun, yang menonjol dan muncul di media saat ini masih didominasi Kepala Daerah Pulau Jawa saja seperti Anis, Ganjar, Ridwan, Khofifah. Di kelompok Menteri cuma muncul Prabowo yang juga Ketua Umum Gerindra serta Sandiaga Uno. “Jadi, jangan sampai terlewatkan potenisi yang ada di luar Pulau Jawa. Mereka ada yang berpretasi, hanya saja tidak muncul di media sesering yang ada di Pulau Jawa,” ucap Pangi.
Nah, Saat Ini kata Pangi, muncul nama Gubernur NTB, Zulkieflimansyah dan mulai menjadi pembicaraan. “Beliau berpeluang. Selain tokoh Kepala Daerah terpopuler dari Indonesia Timur, Zulkiflimansyah juga sudah hampir di kenal oleh masyarakat terutama di Provinsi Banten baik saat maju pada Pilkada Banten maupun menjadi wakil rakyat di DPR RI.”
Kelebihan , Zulkieflimansyah bisa merepentasikan blok religius maupun nasionalis atau kombinasi keduanya. Itu dinilai Pangi, kombinasi yang sangat ideal. “Bukan tidak mungkin tokoh-tokoh nasionalis dari Pusat mencari calon yang punya basis jelas dan kepala daerah berprestasi.”
Namun, untuk bersaing dengan kandidat lainnya guna meraih tiket untuk Pilpres 2024,Zulkieflimansyah dari sekarang memang harus terus menerus membuat terobosan-terobosan baru dan acap menjadi pemberitaan di media agar semakin dikenal rakyat Indonesia
“Jika dilihat dari inovasi dan gagasan dia yang ada sekarang ini dengan program unggulan zero waste dan industrialisasi. Itu sudah sangat bagus ditambah adanya MotoGP dan KEK di NTB sehingga momen ini sebenarnya sangat mampu mendongkrang popularitas Zulkieflimansyah,” demikian Pangi Sarwi Chaniago. (akhir)