Saya selaku Panglima TNI sangat mengapresiasi peran serta para ulama dalam membimbing dan menyejukan umatnya agar tidak berbuat anarkis pada aksi damai, 4 November 2016. Walaupun para pendemo diprovokasi untuk berbuat anarkis, namun mereka tidak terpengaruh sama sekali, sehingga demonstrasi yang diikuti ribuan umat muslim di Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia dapat berjalan dengan aman, tertib dan damai.
Hal tersebut dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat berdialog dengan beberapa Ulama dari berbagai wilayah di Indonesia, bertempat di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu malam (5/11/2016).
“Saya sebagai umat Islam tahu betul bahwasanya saudara-saudara muslim saya yang melaksanakan demo kemarin adalah orang-orang baik yang berangkat dari masjid-masjid untuk menyampaikan aspirasinya,” kata Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Menurut Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Dunia Internasional mengakui bahwa Islam di Indonesia merupakan Islam yang demokratis dan dikenal dengan Islam Rahmatan Lil Alamin.
Untuk diketahui bersama bahwa, dalam mengawal aksi damai para demonstrasi, Presiden RI Joko Widodo telah memerintahkan saya sebagai Panglima TNI bersama Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian untuk mengamankan jalannya demonstrasi tersebut agar terhindar menjadi demo anarkis, yang ditunggangi oleh kepentingan tertentu.
“Pada saat mengamankan jalannya demonstrasi, saya selaku Panglima TNI telah menegaskan kepada para prajurit yang berhadapan langsung dengan para pendemo, tugasmu adalah melindungi semuanya, namun apabila ada para pendemo yang melakukan anarkis bahkan radikal, maka yang kamu lindungi adalah rakyat Indonesia yang lebih besar, jangan sampai terkena dampak dari demo yang anarkis dan radikal tersebut,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyampaikan permohonan doa dan dukungan dari para ulama, agar TNI semakin kuat untuk melindungi bangsa ini, serta sebagai pengayom masyarakat demi tetap tegaknya NKRI yang kita cintai bersama.
Sementara itu, KH Zailani Imam menyampaikan bahwa, apabila para ulama dan pemimpin bersatu, maka bangsa Indonesia akan menjadi aman dan tentram. “Apabila ulama dan umaroh baik, maka baiklah negara ini, namun apabila ulama dan umaroh tidak baik, maka tinggal menunggu kehancuran suatu bangsa,” jelasnya.
Dialog antara Panglima TNI dengan para ulama tersebut diikuti oleh beberapa pimpinan pondok pesantren, diantaranya Ponpes Babakan dan Buntet Cirebon, Al-Huda Aceh Besar, Al-Mustakinia Bogor, dan Majelis Rosululloh serta Lembaga Islam An-Nahar. Dialog ditutup dengan pembacaan doa oleh Kyai Muhtadi Dimyati dari Ponpes Raudatul Ulum Cidahu, Cadasari, Pandeglang, Banten.