Mahasiswa harus peka dan waspadai dengan perkembangan fenomena global saat ini yang telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan masyarakat dan ancaman terhadap suatu negara. Fenomena lingkungan strategis yang melahirkan tatanan dunia baru memiliki dampak negatif paling strategis bagi Indonesia dengan munculnya terorisme, perang siber dan kerawanan di laut.
Demikian sambutan tertulis Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P. yang dibacakan Aster Panglima TNI Mayjen TNI Kustanto Widiatmoko, M.DA. dihadapan 299 mahasiswa dari 33 Perguruan Tinggi Swasta Kopertis Wilayah III, pada acara pemberangkatan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Merajut Nusantara, bertempat di Hanggar Skadron Udara 17 Wing 1 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (19/2/2018).
Menurut Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, ancaman tersebut dapat memunculkan bentuk perang Asimetris, Proxy War atau Hibrida, yang secara terstruktur dapat mengancam kedaulatan, keutuhan dan keselamatan segenap bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan kebhinnekaannya.
Lebih lanjut Panglima TNI menjelaskan bahwa saat ini bangsa Indonesia berada pada Era Disrupsi dan Revolusi Industri 4.0, yang merupakan suatu peradaban baru manusia, dan dalam setiap kemajuan selalu memiliki paradoks yang berbentuk ancaman. “Beberapa diantaranya yang paling signifikan adalah ancaman siber atau cyber threats, ancaman biologi atau bio-threats dan ancaman kesenjangan atau inequality threats,” katanya.
“Ancaman-ancaman tersebut dapat menyasar kepada siapa saja termasuk kita semua, yang dapat menyerang pada aspek mental rohani, psikologis, ideologi dan kejuangan serta berdampak secara fisik maupun intelektual,” ungkap Panglima TNI.
Disisi lain sambutannya, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menuturkan bahwa Kuliah Kerja Nyata lahir dalam proses pembangunan yang pada hakekatnya adalah pelaksanaan dari falsafah pendidikan yang berdasarkan pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1961 tentang Perguruan Tinggi yang didalamnya menjelaskan pengalaman Tridharma Perguruan Tinggi.
“Kuliah Kerja Nyata merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan sebagai kegiatan intrakurikuler dengan menempatkan mahasiswa dari suatu tingkat studi tertentu dalam kesatuan antar disiplin ilmu pengetahuan (interdisipliner) di daerah pedesaan yang meliputi sejumlah desa dalam waktu tertentu,” ujar Panglima TNI.
Diakhir sambutannya, Panglima TNI menyampaikan beberapa pesan, yaitu : Pertama, pergunakan KKN ini dengan sebaik-baiknya sebagai wahana untuk membantu menemukan dan memecahkan problematika yang dihadapi masyarakat desa khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya. Kedua, sikapi secara cerdas setiap perkembangan lingkungan strategis, yang senantiasa berubah dengan memanfaatkan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, untuk meningkatkan pengetahuan wawasan dan ketrampilan.
Ketiga, waspadai isu ancaman proxy war, laksanakan penguatan aspek mental, guna meningkatkan kerukunan dan solidaritas, dalam rangka menjaga keutuhan serta kedaulatan NKRI. Keempat, jadikan KKN sebagai perekat kemajemukan bangsa, karena mahasiswa merupakan generasi muda garda terdepan dalam menjaga kerukunan, toleransi dan ke-Bhinneka-an, sehingga bangsa Indonesia tetap menjadi bangsa yang utuh, kuat dan tangguh.
Kegiatan KKN Merajut Nusantara yang dimulai tanggal 19 Februari s.d 4 Maret 2018, dibagi menjadi 4 program, yaitu industri kreatif, pendidikan, pariwisata dan kesehatan, serta dilaksanakan di 4 desa, yaitu Desa Baru, Desa Lalang, Desa Senyubuk dan Buku Limau, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
299 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Merajut Nusantara diberangkatkan menggunakan pesawat Hercules A-1321 milik TNI-AU dengan dua sorti. Sorti pertama, diberangkatkan pukul 10.00 WIB dan sorti kedua pukul 14.00 WIB dari Pangkalan TNI AU Lanud Halim Perdanakusuma.