Indonesia sebagai bangsa yang besar harus bisa menjadi bangsa pemenang dalam menghadapi kompetisi global, dengan mengandalkan kekuatan budaya bangsa. Pancasila pun dihasilkan dari sari pati budaya yang ada di seluruh Nusantara, sehingga bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 menjadi kuat.
Hal tersebut disampaikan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dihadapan 15 ribu peserta Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Nasional Demokrat (Nasdem) ke-IV tahun 2017, dengan tema “Mewujudkan Indonesia Sebagai Bangsa Pemenang Dalam Kompetisi Global” di JI-EXPO Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (16/11/2017).
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa kompetisi global disebabkan perkembangan penduduk dunia luar biasa dan semakin hari semakin bertambah, sementara itu energi dan pangan makin berkurang. Hal ini yang menyebabkan persaingan global antar negara di dunia yang semakin sempit, sedangkan kebutuhan sumber daya alam semakin berkurang. “Kedepan konflik di dunia akan bergeser ke daerah ekuator salah satunya Indonesia. Kita harus waspadai karena Indonesia kaya dengan sumber daya alam berupa energi nabati dan pangan,” ujarnya.
Terkait dengan kekayaan alam Indonesia, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengutip pernyataan Presiden RI. “Bung Karno pernah mengingatkan kita tentang kekayaan alam Indonesia akan membuat iri negara-negara lain di dunia. Demikian juga Presiden RI Ir. Joko Widodo pada saat disumpah di Senayan dalam sambutannnya mengatakan kaya akan sumber daya alam justru akan menjadi petaka,” tuturnya.
Pada kesempatan tersebut, Panglima TNI juga mengatakan bahwa tidak ada satupun suku di Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang tidak mempunyai tarian perang. Semua rakyat Indonesia tidak takut untuk berperang, apabila jatidirinya terusik. “Tiap daerah mempunyai ciri khas senjata dan tarian perang, yang menunjukkan masyarakat Indonesia memiliki jiwa Ksatria dan Patriot,” ungkapnya.
Panglima TNI menyampaikan bahwa, bangsa Indonesia adalah bangsa patriot yang berjiwa ksatria, karena setiap suku bangsa Indonesia masing-masing memiliki tarian perang dan senjata perang untuk mempertahankan diri. “Disamping itu, rakyat Indonesia juga memiliki karakter gotong royong, yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Gotong royong tidak ada dalam bahasa Inggris, Arab, China, hanya di Indonesia yang memiliki bahasa gotong royong,” jelasnya.
Di sisi lain Panglima TNI mengingatkan bahwa yang harus benar-benar diwaspadai adanya beberapa negara pecah hanya karena bahasa dan agama, seperti Yugoslavia, di Sudan dipicu oleh Agama, sedangkan di Uni soviet masalah ekonomi dan agama. “Kita lihat Indonesia, perbedaannya meliputi suku, agama, warna kulit, bahasa, letak geografis, kondisi ekonomi dan adat istiadat. Tetapi Indonesia tetap utuh karena ada Pancasila sebagai pemersatu bangsa,” tuturnya.
“Kebhinekaan dan kemajemukan itulah yang harus kita jaga dan bina. Kuncinya ada di Pancasila, sebagai Dasar Negara dan ideologi bangsa Indonesia,” kata Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Menjawab pertanyaan awak media terkait penyanderaan yang terjadi di Papua oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menjelaskan bahwa sampai saat ini masih berjalan negosiasi, namun demikian TNI dengan Polri akan mempersiapkan segala kemungkinan. “Yang jelas negara harus hadir di manapun juga untuk melindungi masyarakat Indonesia dan TNI akan hadir apapun cost-nya,” katanya.