Muhamadiyah salah satu organisasi agama yang ikut dalam memperjuangkan kemerdekaan Bangsa Indonesia, dari ancaman penjajah yang ingin merebut Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Demikian dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat memberikan ceramah kebangsaan di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Jalan Ringroad Selatan, Bantul Yogyakarta, Minggu (4/6/2017).
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menjelaskan bahwa Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman adalah salah satu tokoh pejuang hasil didikan dan kader Muhammadiyah, serta pada masa itu juga sebagai Guru Kepala Sekolah Muhammadiyah dan Ketua Muhammadiyah di Cilacap. “Perjuangan TNI tidak terlepas dari rakyat dan Muhammadiyah, sehingga begitu Jenderal Soedirman memimpin yang apa diajarkan di Muhammadiyah juga diterapkan di militer,” ungkapnya.
“Pada saat memperjuangkan kemerdekaan beliau tidak pernah lepas dari bersuci, tidak pernah batal wudhu, dan selalu mengerjakan sholat tepat waktu walaupun dalam kondisi yang sangat genting sekalipun, hal-hal tersebutlah yang diterapkan oleh ajaran Muhammadiyah,” ujar Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Pada kesempatan tersebut Panglima TNI meminta agar warga Muhammadiyah dan seluruh bangsa Indonesia harus semakin waspada, untuk terus berperan dan berjuang dalam menjaga NKRI. “TNI lahir dari rakyat dan bersama Muhammadiyah, mari kita bergandengan tangan membangun dan jangan mudah terprovokasi agar bangsa Indonesia menjadi besar dan menjadi bangsa pemenang,” ucapnya.
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa, saat ini bangsa Indonesia sedang menghadapi tantangan kompetisi global. Dalam menghadapi tantangan tersebut, bangsa Indonesia harus menjadi bangsa pemenang. “Kompetisi yang tadinya antar negara menjadi antar manusia, inilah salah satu kompetisi global. Orang yang tinggal di luar negara-negara ekuator akan mengalami krisis pangan, energi dan air, sehingga akan melakukan migrasi menuju daerah ekuator seperti Indonesia,” jelasnya.
Panglima TNI juga menyatakan bahwa, negara yang kalah dalam kompetisi akan menjadi negara multi krisis yang dapat menyebabkan terjadinya migrasi lintas negara. Migrasi tidak sama seperti pengungsi, karena migrasi perpindahan manusia antar negara untuk mencari penghidupan yang lebih baik. “Bila kita lengah menjaga bangsa ini, tidak menutup kemungkinan bangsa Indonesia akan terkena dampak migrasi tersebut,” tuturnya.
Kedatangan Panglima TNI di Masjid Islamic Center UAD Yogyakarta merupakan kegiatan Silaturahmi dan Safari Ramadhan 1438 Hijriah bersama komponen masyarakat. Turut hadir pada kesempatan tersebut, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, para Asisten Panglima TNI, Kapuspen TNI Mayjen TNI Wuryanto, Gubernur AAU Marsda TNI Imam Sudrajat, anggota DPR RI Hanafi Rais dan Kasdam IV/Diponegoro Brigjen TNI Sabrar Fadhilah.