Panglima TNI : Operasi Pemeliharaan PBB Langkah Komprehensif Upaya Cegah Konflik

  • Whatsapp

Operasi Pemeliharaan Perdamaian PBB diselenggarakan sebagai langkah komprehensif dalam upaya pencegahan konflik dan terjadinya berbagai tindakan pelanggaran terhadap hidup manusia.

Hal tersebut disampaikan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P., dalam amanatnya yang dibacakan oleh Inspektur Jenderal (Irjen) TNI M. Herindra, MA., M.Sc., pada upacara pembukaan Indonesia-Thailand Bilateral Staff Exercise Garuda-Araya 2018, bertempat di Auditorium Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI Sentul, Bogor. Jum’at (24/8/2018).

Pada kesempatan tersebut Panglima TNI mengatakan bahwa sejak pertama kali dilaksanakan pada tahun 1947, operasi pemeliharaan perdamaian PBB telah menghadapi berbagai kompleksitas tantangan diantaranya bidang operasi dengan telah bergesernya kerangka operasi pemeliharaan perdamaian PBB dari operasi perdamaian Tradisional menjadi Multidimesional.

“Sejalan dengan bergesernya operasi pemeliharaan perdamaian menjadi multidimensional, pelaksanaan tugas di lapangan tidak hanya akan melibatkan personel militer dan polisi, namun juga akan semakin meningkatkan peran komponen misi yang lain seperti para Peacekeeper sipil”, tambah Panglima TNI.

Marsekal TNI Hadi Tjahjanto juga menuturkan bahwa saat ini operasi pemeliharaan perdamaian PBB telah mengalami transformasi dari misi militer murni menjadi misi dengan nuansa yang lebih kompleks kondisi inilah yang turut menggarisbawahi pentingnya peningkatan kemampuan personel melalui kegiatan pelatihan Garuda-Araya 2018.

Selanjutnya Panglima TNI menyampaikan bahwa untuk beradaptasi dengan tantangan yang ada, Indonesia dan Thailand sepakat untuk terus meningkatkan kapasitas personel dalam bidang peacekeeping, sebagai salah satu faktor penentu utama untuk mencapai sasaran dari operasi pemeliharaan PBB.

“Latihan ini dapat menjadi wahana untuk mewadahi pertukaran pengalaman dan pembaharuan informasi tentang peacekeeping serta sebagai tempat untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan koordinasi dan kolaborasi para Perwira staf”, ujarnya.

Marsekal TNI Hadi Tjahjanto juga menambahkan latihan Garuda-Araya 2018 dirancang untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para prajurit kedua negara mengenai operasi pemeliharaan perdamaian pada tataran taktis dan operasional.

Mengakhiri amanatnya Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyampaikan apresiasi kepada PMPP TNI maupun dari The Royal Thai Armed Forces Peacekeeping Center (RTAF PKC), atas terselenggaranya latihan Garuda-Araya 2018 sebagai bentuk kerjasama antara Indonesia dan Thailand

Latihan Garuda Araya 2018 yang akan dilaksanakan tanggal 24 s.d. 31 Agustus 2018 diikuti 26 personel TNI dipimpin Komandan PMPP TNI, Brigjen TNI Victor H. Simatupang, M.Bus., dan 23 personel RTAF PKC dipimpin oleh Rear Admiral Nuttapong Ketsumboon.

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *