Tantangan terbesar pengusaha adalah banyaknya masalah dan resiko yang akan dihadapi. Butuh mental baja untuk menjadi seorang pengusaha wanita yang sukses. Tak cukup hanya kesiapan diri saja, selain itu harus juga punya naluri dan keberanian dalam bertindak dan mengambil keputusan serta mempunyai perencanaan yang terprogram dan tertata rapi.
Para pengusaha wanita adalah srikandi-srikandi yang luar biasa, karena mereka orang-orang yang mendapat ancaman tetapi ancaman tersebut bisa dirubah menjadi peluang dan peluang tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik demi keberhasilan.
Hal tersebut dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dalam paparannya yang berjudul “Peran Pengusaha Dalam Mengatasi Ancaman dan Membangun Bangsa Menuju Bangsa Pemenang” dihadapan ratusan Pengusaha Wanita Indonesia dalam acara dialog yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) Kementerian Keuangan, bertempat di The Dharmawangsa, Jl. Brawijaya Raya No. 26, Kebayoran Baru Blok M, Jakarta Selatan, Kamis malam (26/5/2016).
Menurut Panglima TNI, perang kedepan latar belakangnya ekonomi yaitu perebutan pangan, air dan energi. Untuk memenangkan dalam peperangan ekonomi, modal yang harus dimiliki oleh pengusaha wanita Indonesia adalah keberanian dengan dilandasi kebanggaan, identitas dan kepentingan nasional.
“Ideologi Pancasila harus di implementasikan dalam setiap sisi kehidupan politik, hukum dan terutama ekonomi untuk wujudkan kedaulatan ekonomi Indonesia dan menjadi bangsa pemenang,” tegasnya.
“Saya mengingatkan dan saya mengajak para Pengusaha Wanita Indonesia. Mari kita bersama-sama menjadikan Indonesia sebagai negara agraris, bisa melalui pertanian, perkebunan dan sebagainya, dan pasti pasar akan bergairah serta menjanjikan karena jumlah penduduk kita sangat besar,” ujar Panglima TNI.
Lebih lanjut Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan bahwasanya dunia akan kehabisan energi. Dalam 28 tahun ke depan, bisa saja anak dan cucu dari para pengusaha yang ada disini merasakan sulitnya hidup.
“Saya pastikan nanti anak cucu Indonesia ke depannya yang akan menghadapi kondisi serba sulit seperti itu. Pasalnya, banyak cara yang dilakukan negara asing untuk menguasai dan menghabisi kekayaan alam Indonesia, melalui Proxy War,” ungkapnya.
Turut hadir pada acara tersebut Menteri Keuangan Bambang PS. Brojonegoro, Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti, Asrenum Panglima TNI Laksda TNI Agung Pramono, Aster Panglima TNI Mayjen TNI Wiyarto, Kapuspen TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman, Dirjen Pajak Kemenkeu Ken Dwijugeastiadi.