Panglima TNI Marsekal TNI Dr. (H.C.) Hadi Tjahjanto, S.I.P. sebagai narasumber pada acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Indonesia Maju Pemerintah Pusat dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), di Sentul International Convention Centre (SICC), Sentul, Bogor, Jawa Barat, Rabu malam (13/11/2019).
Di hadapan sekitar 2.693 peserta Rakornas Indonesia Maju Pemerintah Pusat dan Forkopimda, mulai dari Pangdam, Danrem, Dandim, Kapolda, Kapolres, Kajari dan Kajati se-Indonesia, Panglima TNI menyampaikan tentang pentingnya menjaga stabilitas keamanan agar tetap terjaga dengan baik.
“Berbicara masalah stabilitas keamanan tentunya kita berbicara soal tren aspek ancaman, dimana ancaman saat ini dengan berkembangnya revolusi industri 4.0 begitu mudah,” kata Panglima TNI.
Menurut Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, sifat ancaman di era revolusi industri 4.0 ada tiga. Pertama adalah Eskalatif yaitu tiba-tiba muncul menjadi ancaman yang begitu besar. Kedua adalah Mixed, bergabung kadang-kadang menjadi dua dan tiga. Ketiga adalah dalam tempo yang singkat. “Kita tidak membayangkan apa yang terjadi, tiba-tiba di Medan terjadi bom bunuh diri,” ucapnya.
Panglima TNI juga mengungkapkan bahwa ketika tahun 2019, stabilitas keamanan di Ibukota Jakarta sedang terganggu karena adanya aksi unjuk rasa atau demonstrasi, tiba-tiba Papua bergejolak sedangkan penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) masih berjalan. “Jadi ada tiga bentuk ancaman yang saat itu harus diselesaikan bersama-sama. Artinya apa, ancaman itu pola bercampur-campur dan dalam tempo yang cepat,” ujarnya.
Untuk menjaga stabilitas keamanan dari ancaman tersebut kuncinya adalah kerja sama yaitu sinergitas TNI dan Polri termasuk dengan Pemerintah Daerah. “Kalau stabilitas keamanan terjaga, pembangunan di wilayah akan dapat dilaksanakan dengan baik,” tegasnya.
Selanjutnya Panglima TNI menyampaikan bahwa dengan adanya tren ancaman maka diperlukan satu organisasi yang adaftif dan TNI baru saja meresmikan organisasi baru yaitu Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) yang isinya terdiri dari tiga matra. “Kogabwilhan I berkedudukan di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau; Kogabwilhan II di Balikpapan; dan Kogabwilhan III di Biak, Papua,” ucapnya.
“Dulu apabila ada krisis atau masalah, maka TNI membentuk komando bentukan yang saat ini sifatnya permanen, sehingga apabila ada ancaman dimana saja, Panglima langsung bisa bertindak dalam melaksanakan Operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP),” tutup Panglima TNI.