Perkembangan politik, ekonomi dan teknologi global telah menciptakan ruang atau dimensi dan metode peperangan baru. Oleh sebab itu, tugas Tentara Nasional Indonesia (TNI) tidak lepas dari berbagai tantangan saat ini maupun di masa depan yang semakin kompleks.
Demikian dikatakan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, S.I.P. dalam amanat tertulisnya yang dibacakan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Mulyono pada Upacara Peringatan HUT ke-73 TNI tahun 2018 di Bandar Udara Mopah Merauke, Jumat (5/10/2018).
Selanjutnya disampaikan bahwa krisis ekonomi yang diikuti dengan ketegangan percaturan politik global, membawa ketidakpastian dan kekhawatiran dalam menjangka prospek masa depan. Menurutnya, kemajuan teknologi yang sangat berguna bagi kehidupan manusia, juga membawa dampak disruptif di bidang informatika, siber, komunikasi, transportasi, biomolekuler, militer, ruang angkasa dan lain sebagainya.
Panglima TNI mengatakan bahwa dalam mencermati perkembangan di masa kini dan memperhatikan tantangan-tantangan di masa depan, TNI harus terus mentransformasi diri, menjadi kekuatan militer yang profesional, handal dan kapabel menghadapi berbagai bentuk ancaman dan gangguan.
“Pembangunan TNI yang terstruktur dalam Rencana Postur TNI dan Rencana Strategis TNI pada tahun 2018 telah mencapai 61,9 persen target Minimum Essential Force (MEF) dan diharapkan pada akhir tahun 2019 akan mencapai 72 persen seperti target pemerintah pada akhir Renstra 2015-2019,” ungkapnya.
Mengakhiri amanatnya, Panglima TNI memberikan penekanan kepada seluruh prajurit TNI dimanapun berada dan bertugas, diantaranya pertahankan dan tingkatkan soliditas TNI serta kemanunggalan TNI dengan rakyat, agar kita selalu menjadi pemersatu dan perekat bangsa ; mantapkan netralitas TNI baik sebagai individu maupun satuan dalam pelaksanaan Pemilu tahun 2019. Janganlah terpancing emosi dan upaya-upaya melibatkan diri dalam mendukung kelompok tertentu selama pentahapan Pemilu.
Upacara Peringatan HUT ke-73 TNI di Merauke, dihadiri oleh segenap pimpinan TNI yang ada di tanah Papua serta ribuan masyarakat Merauke yang memadati Bandar Udara Mopah. Peringatan kali ini sangat berkesan dengan adanya sosiodrama dari Satgas Naga yang menceritakan bagaimana pasukan Indonesia bersama masyarakat setempat mengusir penjajahan Belanda di tanah miring Merauke.