Untuk mencegah dan mempercepat pemadaman Kebakaran
Hutan dan Lahan (Karhutla) yang terjadi di Provinsi Riau, Prajurit TNI
yang tergabung dalam Satgas Karhutla akan melakukan upaya-upaya
pemadaman langsung ke beberapa titik api yang menjadi lokasi kebakaran
hutan dengan melakukan water boombing atau pengeboman air menggunakan
pesawat Hercules milik TNI.
Hal tersebut disampaikan Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto,
S.I.P. di hadapan awak media usai menerima paparan dari Gubernur Riau,
Syamsuar terkait situasi terkini tentang titik-titik kebakaran hutan
di wilayah Riau, bertempat di ruang VVIP, Lanud Roesmin Nurjadin
Pekanbaru, Riau, Senin (12/8/2019).
“Saya mendapat laporan bahwa sumber air yang digunakan untuk melakukan
water boombing jaraknya cukup jauh dari lokasi kebakaran hutan, maka
kita (TNI) akan menggunakan pesawat Hercules untuk melakukan water
boombing tersebut,” kata Panglima TNI.
Panglima TNI juga mengatakan bahwa selama ini satuan tugas kebakaran
hutan Riau mengandalkan operasi pengeboman air atau water boombing
dengan menggunakan tujuh Helikopter bantuan dari Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) serta sejumlah Helikopter Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Dijelaskan oleh Panglima TNI bahwa berdasarkan informasi yang
diperolah dari Kepala BMKG wilayah Riau, maka dapat disimpulkan cuaca
di Provinsi Riau akan cenderung panas hingga bulan Oktober mendatang.
“Kemungkinan untuk melaksanakan teknologi modifikasi cuaca dalam
menghasilkan hujan buatan baru dapat dilaksanakan pada awal bulan
Oktober tahun ini,” tutupnya.
Kunjungan kerja Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto bersama
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Kapolri Jenderal
Pol Tito Karnavian dan Kepala BNPB Letjen TNI Doni Munardo beserta
rombongan ke Pekanbaru, Riau untuk meninjau beberapa titik yang
menjadi lokasi kebakaran hutan dan lahan.
Direncanakan, Selasa 13 Agustus 2019, Panglima TNI beserta rombongan
akan melakukan peninjauan langsung ke beberapa lokasi yang terdampak
Karhutla seperti di daerah Pelalawan yang mengalami kebakaran hutan
cukup parah sepanjang bulan Agustus 2019.