Citizen Reporter
Laporan : Nirwan
Mahasiswa Sosiologi S1 Fisip
Universitas Sawerigading Makassar
Kehadiran Panti Asuhan Waturua Timor Timur di Makassar, awalnya bermodalnya 36 anak miskin dari anak-anak korban politik Timor-Timur di perbatasan Kupang Nusa Tenggara Barat (NTB).
Selain itu juga berasal dari mualaf Timor-Timur, dimana santri tersebut merupakan santri yang berlatar belakang keluarga miskin dan tidak mampu.
Demikia ditegaskan, salah seorang pengelolah panti asuhan, Abd Rozak, H kepada media, Minggu (7/1/2017).
Dijelaskan, panti asuhan mulai berdiri sejak 2015 ini, terbilang masih muda dan telah membina santri dan santriwati.
Yayasan Islam Waturua Timor-Timur bertekat merangkul semua masyarakat di Timor-Timur perbatasan dengan memberikan pendidikan Islami secara gratis, ungkap sarjana administrasi negara Fisip Universitas Sawerigading Makassar.
Malah ada 6 anak panti asuhan yang masih duduk di kelas III SMP dikirim lanjut studi pada Pesantren Cendekia Jakarta di ataranya; Muh Ridho, Farhan, Salsa Nabila, Mutmainah, Izmi, Zainab, tegasnya,
Anak panti asuhan itu, ada yang sekolah di SDN sekitar lokasi panti asuhan di Moncongloe Maros, serta SMP di sekitar itu, kataya.
Sepulang dari sekolah anak panti diberikan pembelajaran tambahan pengetahuan agama Islam dari para pembina, biasanya sore dan malam hari, tandas Rozak.