JAKARTA, Beritalima.com– Wakil Ketua DPD RI, Nono Sampono memaparkan dinamika di Kawasan Asia-Pasifik dalam kuliah umum dengan materi ‘Perubahan Geopolitik Kawasan ASEAN Akibat Pergesesan Arus Logistik China Melalui Samudra Hindia dan Pengaruhnya Terhadap Arus Logistik Indonesia Khususnya Sumatera’ di Universitas Andalas Padang, Jumat (18/6).
Nono ke Universitas tertua di Sumatera Tengah itu didampingi Emma Yohana, H Muslim Yatim dan Leonardy Harmainy (Senator Sumatera Barat), Husain Alting Sjah dan Stefi Pasimanjeku (Maluku Utara), Dedi Iskandar Batubara (Sumut) dam Djafar Alkatiri (Sulut).
Dalam paparan dia, Nono mengajak semua pihak khususnya Pemerintah mewaspadai ancaman kawasan yang dipicu konflik laut Natuna Utara (Laut China Selatan-red) antara AS dengan China. Kedua negara menempatkan kapal induknya untuk menghadapi kemungkinan perang fisik.
“Karena Indoneesia memiliki posisi sangat strategis baik secara ekonomi, politik dan Sumber Daya Alam yang melimpah (Geo Politik, Geo Ekonomi dan Geo Strategi) sehingga China dan AS sama-sama memiliki kepentingan yang besar pada Indonesia.” ujar Nono.
Konsekueensi dari persaingan AS-China terjadinya pergeseran dagang global ke kawasan Pasifik dan barang-barang mengalir sebagian besar lewat Indonesia. Sedangkan logistik dari China mengalir melalui Vietnam, Thailand, Laos dan Myanmar. Karena itu, China mati-matian mempertahankan Vietnam dari kekuatan AS.
Untuk itu, Nono berharap, Indonesia harus memperkuat lautnya sebagai poros maritim. Syaratnya adalah pertama, tidak ada perang dan konflik di kawasan ASEAN, kelancaran arus logistik lewat Indonesia, ketiga memperkuat maritim sehingga memperkuat ekonomi berbasis maritim dan militer laut.
Apalagi sejak Mei 2018, sudah terjadi perubahan-perubahan besar keamanan di Asia yang dinamakan Indo Pacifik Region. Dan, yang harus diwaspadai bukan sebatas keamanan perbatasan. “Tapi, efek persaingan perdagangan global yang bakal masuk melalui jalur-jalur laut dan pemanfaatan pelabuhan Indonesia, tutur Nono.
Poros maritim dunia merupakan konsep yang disampaikan Jokowi dalam KTT Asia Timur di Nay Pyi Taw, Mynamar, 13 November 2014. Jokowi menguraikan doktrin itu dengan pembangunan infrastruktur tol laut, industri perkapalan, pariwisata maritim, penerapan diplomasi baik peningkatan kerja sama maupun penanganan konflik seperti pencurian ikan, pelanggaran kedaulatan dan sengketa wilayah.
Penyampaian strategi dalam konferensi itu mengindikasikan hal yang penting. Jokowi membawa pesan politik sekaligus pesan ekonomi buat Indonesia di kawasan secara keseluruhan berperan penting bagi stabilitas keamanan dan ekonomi global.
“Kesejahteraan ekonomi kelautan tidak akan bisa dicapai apabila tidak didukung oleh keamanan maritim. Begitupula sektor keamanan maritim, akan sulit dicapai apabila tidak terdapat kesejahteraan ekonomi,” demikian Nono Sampono. (akhir)