Paper.id Mudahkan Akses Sistem Pembiayaan UKM Dengan Kartu Kredit

  • Whatsapp
Paper.id tawarkan model pembiayaan dengan kartu kredit mudahkan bisnis UKM (foto: abri)

Jakarta, beritalima.com| – Sebagai platform penagihan dan pembayaran digital, Paper.id berkomitmen memberdayakan dan memudahkan peran UKM (usaha kecil dan menengah). Dan, beri kemudahan  akses layanan cicilan, terjangkau lebih dari 600.000 pengguna Paper.id sebagai pemilik  usaha dari berbagai sektor di seluruh Indonesia.

Melalui solusi ini, kita dapat memanfaatkan kartu kredit sebagai alat pembayaran yang lebih efisien dan fleksibel, membantu mengelola arus kas dan memperpanjang tempo pembayaran, sehingga mendukung pertumbuhan bisnis yang lebih cepat dan berkelanjutan.

Lebih jauh, kolaborasi yang terjalin antara Paper.id dengan berbagai institusi perbankan seperti BNI, BRI, UOB, DBS dan lainnya, memungkinkan pelaku usaha dapat memilih pilihan pembayaran cicilan melalui kartu kredit. Alternatif ini memungkinkan untuk membayar supplier maupun menerima pembayaran cicilan dari client dengan tempo lebih panjang lagi dan biaya modal terjangkau.

“Seringkali, pengusaha di Indonesia mengalami masalah arus kas karena harus membayar supplier dengan cepat namun pembayaran dari client masih belum diterima. Kendala arus kas ini dapat menghambat pertumbuhan bisnis, sampai-sampai pengusaha tidak berani menambah client baru,” kata ujar Yosia Sugialam, CoFounder dan CEO Paper.id.

Jadi, “kami, dengan kolaborasi bersama partner perbankan, sudah berhasil membantu banyak pelaku bisnis melalui pembayaran kartu kredit di B2B. Sekarang, kami menghadirkan solusi cicilan yang bisa memperpanjang tempo lebih lagi dan menjadi solusi baru di dunia B2B,” jelas Yosia.

Data dari Bank Indonesia menunjukkan, transaksi kartu kredit terus meningkat dengan total nilai transaksi mencapai Rp33,11 triliun pada Februari 2024, naik 6,13% dari tahun sebelumnya. Namun, penetrasi kartu kredit di Indonesia masih terbilang rendah, hanya sekitar 5%, jauh di bawah negara-negara tetangga seperti Thailand (35%) dan Malaysia (30%).

Di sisi lain, pembayaran digital berpotensi tumbuh 2,5 kali lipat di 2030 mencapai US$ 760 miliar (Rp12.300 triliun). Kondisi ini mengindikasikan, momentum digitalisasi pembayaran membuat pertumbuhan kartu kredit di Indonesia memiliki ceruk sangat besar.

Pengalaman dari Robin Alexander, Direktur PT Karunia Indah Mentari (PT KIM) yang bergerak dalam bidang material konstruksi, mengaku mengandalkan kartu kredit untuk mempermudah pembayaran pengadaan material meskipun supplier tak sediakan opsi pembayaran tersebut. Dengan cara waktu jatuh tempo kartu kredit, PT KIM dapat memperoleh model pembayaran lebih panjang hingga 50 hari, sementara supplier tetap menerima dana dengan cepat sesuai ketentuan pembayaran.

Paper.id mengakui, salah satu tantangan terbesar UKM di Indonesia adalah akses pembiayaan. Menurut data, penyaluran kredit kepada UKM di Indonesia baru mencapai 19%, jauh di bawah target pemerintah sebesar 30%. Melalui inovasi layanan cicilan kartu kredit, Paper.id komit untuk  menghadirkan inovasi yang relevan agar dapat memberi alternatif pembiayaan lebih mudah dan fleksibel.

Jurnalis: Rendy/Abri

beritalima.com

Pos terkait