KUPANG, beritalima.com – ” Taramiti Tominuku, berbeda-beda tapi satu, itulah Nusa Tenggara Timur. Itulah Indonesia”, kata Wakil Gubernur NTT, Josef A. Nae Soi pada Pembukaan Expo Alor XII, Alor Karnaval V, ENTEX (East Nusa Tenggara Expo) XI dan Jambore Pariwisata di Kabupaten Alor, Jumat (14/09).
Kedatangan Wakil Gubernur NTT, Josef A. Nae Soi dan rombongan disambut oleh Bupati Alor, Amon Djobo dan tarian Lego-Lego masyarakat Alor.
Wakil Gubernur NTT, Josef A. Nae Soi, menyampaikan terimakasih kepada Menteri Pariwisata RI, lebih khusus kepada Pemerintah Kabupaten Alor beserta seluruh masyarakat Alor sebagai tuan rumah serta kepada Walikota dan semua Bupati se-NTT yang telah mendukung acara ini.
Menurut Josef, Visi NTT Bangkit Menuju Sejahtera didasarkan pada keyakinan bahwa NTT harus lepas dari kemiskinan. Karena NTT sangat kaya akan sumberdaya alam serta budaya sebagai cerminan martabat manusia NTT. Untuk itu, pengembangan pariwisata adalah penggerak utama bagi pembangunan ekonomi inklusif yang merata.
“Berbicara mengenai pariwisata tidak hanya kita berbicara mengenai hotel. Juga tidak hanya bicara kekayaan budaya kita.Tetapi kita bicara mengenai eksistensi diri manusia NTT yang diekspouskan ke dalam acara-acara yang dibuat oleh masyarakat NTT. Memperkenalkan kepada masyarakat luar bahwa kamilah orang NTT. Kami bangsa yang terhormat yang memiliki kekayaan alam sangat luar biasa”, tegas Josef Nae Soi.
Lanjut Nae Soi, Prinsip pariwisata adalah 5 A yaitu Atraksi, Aksesibilitas, Akomodasi, Amenitas dan Awarenes.
“Tadi kita melihat atraktif kita yang sangat luar biasa. Tarian yang sangat eksotis. Anak-anak kecil lakukan tarian dengan pedang dan gerak yang sangat lincah dan patriotik. Inilah atraktif kita. Substansi dari pada tarian itu adalah kita mau mendidik anak-anak kita supaya anak-anak kita punya jiwa patriotik,” kata Josef A. Nae Soi.
“Kekayaan alam kita di NTT saya kira tidak ada tandingnya di dunia ini. Kita harus mempopulerkan ke mancanegara, ke Indonesia. Datanglah ke NTT, datanglah ke Pulau Alor, datanglah ke Flobamora seperti Komodo, danau Kelimutu dan Alor yang sangat luar biasa ini”, kata Nae Soi menambahkan.
Josef Nae Soi yakin kegiatan semacam ini tentu memberikan dampak positif kepada masyarakat Alor. Karena potensi wisata alam dan budaya Kabupaten Alor tergarap dan terekspous ke luar negeri. Sehingga ke depan ada peningkatan jumlah kunjungan wisata domestik dan internasional yang mendorong pembangunan transportasi, mendorong pengembangan sektor pariwisata
Lebih lanjut Josef juga menjelaskan, Aksesibilitas adalah masalah transportasi. Transportasi harus dibenahi bersama baik dari pusat, provinsi maupun kabupaten. Akomodasi adalah bagaimana kita memberikan pelayanan kepada para wisatawan. Bisa juga di rumah kita, bisa juga home stay, bisa juga hotel.
Terkait Kepedulian/Awarennes, Josef Nae Soi ajak seluruh masyarakat untuk peduli terhadap pariwisata yang merupakan mata rantai ekonomi yang bisa menghidupkan.
“Semua masyarakat NTT saya mengajak, terlebih masyarakat Alor, mari kita peduli tehadap pariwisata. Mari kita peduli kepada wisatawan-wisatawan asing sehingga mereka bisa datang kembali, bisa berbelanja sehingga kita bisa ada peningkatan pendapatan”, ajak Josef A. Nae Soi.
Terkait Amenitis, Josef ajak masyarakat untuk jaga kebersihan.
” Buang sampah sembarang itu tidak diperbolehkan,”imbuh Josef.
Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Nusa Tenggara Timur, Julie Sutrisno Laiskodat dalam sambutannya mengatakan, sangat terkesimah dengan ke-17 kecamatan se-Alor serta 14 kabupaten/kota yang ikut kegiatan tersebut. “Kegiatan ini beri saya ide yang sangat banyak. apa yang saya bisa kerjakan ke depan. Terimaksih sekali untuk Alor. Kegiatan hari ini menunjukkan kekayaan budaya kita,”ungkap Julie Laiskodat.
Julie Sutrisno Laiskodat memberikan kesaksian kenapa NTT tidak miskin. Butik LeViCo, dengan izin masyarakat NTT, mewakili NTT ke ajang yang sangat bergengsi di mancanegara yaitu New York Fashion Week, Paris Fashion Week dan selanjutnya di London Fashion Week untuk mempromosikan tenun-tenun kita seluruh NTT. Hasilnya, tenunan NTT mampu berkompetisi dengan hasil karya para perancang terkenal seluruh dunia.
“Saya bukan perancang, hanya modal nekat saja mau membawa tenun NTT supaya orang kenal bahwa inilah kita NTT. Itu saja modalnya”, ungkap Julie Sutrisno Laiskodat.
Bupati Alor, Amon Djobo, mengatakan masyarakat Alor sangat mendukung kegiatan ini. Expo Alor pertama digagas oleh Ir. Ans Takalapeta pada 20 tahun yang lalu.
“Warisan-warisan budaya ini dititipkan pada kami sekaligus juga leluhur mengingatkan kepada kami bahwa kekayaan-kekayaan budaya harus dipelihara, dijaga dan dirawat sehingga punya nilai ekonomis yang luar biasa untuk kemaslahatan masyarakat banyak. Dari nilai-nilai budaya dan adat-istiadat yang leluhur tuturkan bagi kami, kami harus lanjutkan itu kepada generasi berikut. Alor memiliki harga dan nilai seperti daerah-daerah lain di Nusa Tenggara Timur”, ungkap Amon Djobo.
Kegiatan Alor Karnaval V, Expo Alor XII, yang dipadukan dengan Kegiatan ENTEX (East Nusa Tenggara Expo) XI dan Jambore Pariwisata Tingkat Provinsi NTT di Kabupaten Alor berlangsung dari pada 14 hingga 20 September 2018, diikuti 17 kecamatan se-Kabupaten Alor dan 14 Kabupaten/Kota se-NTT. (*/Ang)