TORAJA UTARA, beritalima.com – Kecamatan Baruppu Kabupaten Toraja Utara dikenal sebagai penghasil kopi terbaik.
Cita rasa kopi asal dari Parodo memiliki rasa khas, berbeda dengan kopi dari lainnya. Namun seiring anjloknya harga komoditi kopi, membuat petani kopi beralih fropesi lain yang lebih menjanjikan.
Malah, tidak sedikit petani kopi, imbas dari anjloknya harga kopi, akibat harga ‘dimainkan’ oleh para tengkulak, hingga harga kopi murah dan tidak sebanding dengan jerih payah petani.
Hal ini membuat rasa terpanggil Camat Baruppu, Daniel Rumengan, prihatin melihat nasib petani kopi terus meradang akibat harga kopi anjlok.
“Sementara adanya beberapa perusahaan kopi di Toraja, hal itu tidak memberi jaminan kepada petani kopi, harga kopi stabil malah sebaliknya harga kopi petani ‘dipermainkan’,” ucap Daniel saat memberikan keterangan persnya, Senin (22/1), dilokasi Parodo, yang bakal dikembangkan perkebunan kopi.
Parodo sebagai salah satu lokasi perkebunan kopi, kembali Camat Baruppu menjelaskan, rencana akan mengembangkan komoditi kopi, sedikitnya, 444 hektar lahan untuk perkebunan kopi siap dimamfaatkan, dengan menggandeng PT.Kosin Lestari Jaya selaku pengguna Hak Guna Usaha (HGU).
“Lahan yang dibutuhkan oleh PT. Kosin Lestari Jaya lokasi di Parodo cukup luas. Tinggal kesiapan masyarakat mendukung program Pemerintah tersebut,” ucapnya.
Sekedar diketahui, untuk saat ini masyarakat Parodo banyak menebang tanaman kopi mereka setelah harga terus anjlok. Hal ini menurut Camat Baruppu, pihaknya berniat untuk memotivasi petani dengan membina petani kopi.
“Rencananya upaya pihak Kecamatan memberikan dana pembinaan sesuai luas tanaman kopi yang petani miliki atau nantinya berbentuk kelompok petani kopi yang ada degan tujuan membangkitkan kembali tanaman kopi warga,” tutupnya. (Gede Siwa).
Keterangan foto: Camat Baruppu, Daniel Rumengan saat berada dilokasi rencana perkebunan kopi di Parodo.
