Jakarta — Partai Parsindo (Partai Swara Rakyat Indonesia) berkomitmen mewadahi aspirasi politik pekerja dan buruh pada Pemilu 2024 guna memperjuangkan nasib para pekerja dan buruh. Saatnya pekerja dan buruh harus memiliki keterwakilan di Parlemen.
Demikian disampaikan Ketua Umum Partai Parsindo, HM. Jusuf Rizal menjawab pertanyaan media di KPU Pusat Jakarta, usai KPU menyatakan berkas Sipol Partai Parsindo 100% lengkap dan lolos menjadi calon peserta Pemilu 2024 bersama 23 Partai Politik lainnya.
Lebih jauh menurut pria berdarah Madura-Batak aktivis pekerja dan buruh itu, selama ini dukungan politik pekerja dan buruh kepada partai politik hanya dieksploitasi untuk kepentingan sesaat. Namun pada saat pekerja dan buruh butuh dukungan, justru banyak ditinggal.
“Lakhirnya UU Ombibus Law “pada hal yang merugikan pekerja dan buruh” merupakan salah satu bukti. Untuk itu pekerja dan buruh harus memiliki wakil di parlemen agar dapat memperjuangkan nasib para pekerja dan buruh” tegas Jusuf Rizal yang juga Ketum FSPTSI (Federasi Serikat Pekerja Transport Seluruh Indonesia)-KSPSI itu.
Presiden LSM LIRA (Lumbung Informasi Rakyat) itu lantas menyebutkan komitmen Partai Parsindo memperjuangkan nasib pekerja dan buruh tidak lepas dari sikap politik Partai Parsindo yang linier dengan sikap mantan Presiden RI Ke-2, HM.Soeharto yang mensejahterakan pekerja dan buruh.
Di era pemerintahan HM.Soeharto kesejahteraan pekerja dan buruh relatif baik. Tidak ada outsourching (karyawan kontrak), tenaga kerja asing musti yang memiliki skill dalam rangka transformasi knowledge. Sangat jarang ada TKA yang unskill.
“Karena itu Partai Parsindo akan mengadopsi berbagai kebijakan orde baru yang bagus, yang masih relevan dengan revolusi industri yang berpihak kepada kesejahteraan pekerja dan buruh. Bukan ikut kemauan kapitalis semata,” tegas Jusuf Rizal
Partai Parsindo menurut Ketum PWMOI (Perkumpulan Wartawan Media dan Online Indonesia) dan MOI (Media Online Indonesia) itu memang menggarap basis Para Loyalis Bapak HM. Soeharto yang diperkirakan bisa mencapai 20 jutaan di seluruh Indonesia.
Selama 24 tahun para loyalis Bapak HM. Soeharto pasca Reformasi 1998 yang melengserkan Pak Harto, banyak tidur dan tidak diwadahi. Kini, anak ideologis HM. Soeharto,HM. Jusuf Rizal mendirikan Paguyuban Loyalis HM. Soeharto sebagai wadah berkumpul para Loyalis.
“Saatnya Para loyalis HM.Soeharto bangkit dan bersatu membantu pemerintah membangun Indonesia. Tidak boleh ada yang tidur jika ingin Indonesia Bangkit. Mari bergandengan tangan sejahterakan pekerja dan buruh,” tegas Jusuf Rizal