JAKARTA, Beritalima.com– Posisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN) yang mendudiki posisi terbwah dalam Pemilu Legislatif (Pileg) 2019 terancam mampu bertahan bertahan Peluang partai baru, terutama yang berbasis agama, masih terbuka untuk masuk Senayan pada Pileg 2024.
Peluang kedua partai itu tergusur dari Senayan semakin besar setelah karena PPP dan PAN bergabung dengan koalisi pendukung pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Padahal, banyak masyarakat tidak puas dengan kinerja rezim saat ini terutama dalam penanganan pandemi virus Corona (Covid-19) serta segala dampak yang ditimbulkan.
“Para pendukung PAN khususnya yang selama umumnya cenderung kritis, tentu tidak menghendaki PAN masuk partai koalisi pendukung Pemerintah. Mereka ini kemungkinan besar akan beralih ke partai baru yang berbasis Islam,’ kata manta Dekan Fakultas Komunikasi Institut Ilmu Sosial Ilmu Politik (Dekan ISSIP) Jakarta, Muhammad Jamuddin Ritonga ketika bincang-bincang dengan Beritalima.com di kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (2/9) pagi.
Sebagian pendukung PAN yang berbasis Muhamadiyah juga diperkirakan akan beralih ke partai baru yang berbasis Islam. Mereka ini tampaknya tidak sudi mendukung PAN berubah haluan mendukung pemerintahan Jokowi Widodo yang mereka nilai gagal dan tidak beerpihak kepada umat Islam.
Namun, dari partai baru yang berbasis Islam, tampaknya hanya Partai Ummat dan Partai Gelora yang berpeluang masuk Senayan. Sementara Partai Masyumi kiranya sangat sulit mendulang suara signifikan untuk mendapat tiket ke Senayan karena sampai saat ini elektabilitas boleh disebut stagnan.
Partai Ummat, tentu punya basis kuat di Muhammadiyah dan Ormas Islam lainnya di luar Nahdlatul Ulama (NU). Sebagian besar suara mereka ini diperkirakan akan meninggalkan PAN, PPP, dan PBB, yang akan beralih ke Partai Ummat. Karena itu, ada kemungkinan suara PAN, PPP, dan PBB akan semakin nyungsep pada Pileg 2024.
Sementara Partai Gelora akan bersaing ketat dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang saat ini satu dari dua partai oposisi Pemerintahan Jokowi. Mereka akan memperebutkan segmen pemilih yang sama.
Karena itu, PKS tidak akan lagi mendapat suara penuh dari segmen Islam yang selama ini sangat loyal kepada partai berlambang padi dan kapas itu. Sebagian pemilih PKS diperkirakan bakal beralih ke Partai Gelora.
Partai Gelora berpeluang ke Senayan, bila memperluas segmen calon pemilihnya. Kelompok Islam terdidik yang nasionalis dapat dipertimbangkan untuk menambah suara agar mendapat tiket ke Senayan.
“Jadi, partai baru yang berbasis Islam, hanya Partai Ummat dan Partai Gelora yang berpeluang masuk Senayan. Itupun kalau dua partai itu mampu memperluas segmen calon pemilihnya dan memanfaatkan kelemahan partai Islam yang saat ini berkoalisi dengan partai pendukung pemerintah,” demikian Muhammad Jamiluddin Ritonga, pengajar di Universitas Esa Unggul Jakarta tersebut. (akhir)