beritalima.com – Langit mulai menggelap, udara dingin kian menusuk kulit, riuh orang-orang mulai memadati Pasar Cimanggis yang terletak di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. Ya, begitu lah aktivitas pasar ini semakin malam semakin banyak pembeli berdatangan.
Pasar Cimanggis adalah pasar tradisional yang sudah tak asing bagi masyarakat Ciputat. Di sini lah tempat bagi para pedagang mengais rezeki untuk menghidupi kehidupan keluarganya tampa kenal waktu, para pedagang terus berjualan dari matahari terbit hingga bertemu matahari terbit kembali setiap harinya.
Salah satunya adalah Ibu Kartini pedangang di pasar cimanggis mengaku,“Saya berjualan 24 jam dari pagi ya ketemu pagi setiap harinya.”
Ditinggalkan sang suami untuk selamanya, wanita ini tak kenal lelah berkerja keras demi seorang anakya dan masa depannya. Ia rela menghabiskan waktunya di pasar cimanggis ini karena memang hanya dari sini lah ia mendapatkan uang.
Sawi, tomat, kentang, cabai hingga bawang tersusun rapi di meja dagangannya, ia berdiri menunggu pembeli datang mengahapirinya. Wajah letih sangat terlihat dari buiran air keringat yang mulai menetes. Hingga pembeli datang terjadi transaksi tawar menawar antara Ibu Kartini dengan pembeli seperti itu lah aktivitas setiap harinya.
Ibu Kartini menjelaskan mengapa ia harus membuka warung dari pagi hingga bertemu pagi kembali, “ Karena saya harus bertahan hidup dengan cara ini, saya juga tinggalnya di sini terus memang di sini semakin malam semakin ramai pembeli tapi setiap harinya juga tidak menentu penghasilan saya.”
Ditemani sang anak berjualan, Ibu Kartini semakin bersemangat untuk kerja walaupun ia letih mengingat akan masa depan anaknya, rasa letihnya pun hilang.
“ Ya, kalau ditanya cape atau tidak ya pasti cape ya neng, tapi saya keinget anak saya jadi saya semangat apalagi kalau dagang ditemenin sama anak,” tutur Ibu Kartini.
Pasar cimanggis ini telah menjadi saksi perjuang keras seorang ibu bernama Kartini demi seorang anaknya dan dari lah sumber penghasilan. Hidup memang lah sulit tetapi sesulit apapun itu jika kita menjalani dengan motivasi dengan orang yang kita sayangi dan selalu bersyukur atas segalanya maka hidup akan ringan, sama seperti kesabaran Ibu Kartini, “ Motivasi berjualan saya ya ingin membahagia anak ibu neng, kan anak ibu cuma satu dan suami saya juga sudah gak ada. Jadi ya saya cuma ingin nyenengin anak saya dan seterusnya bersyukur aja,” tutupnya.
Adinda Harum Agustin.
Mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta.
Jurusan : Teknik Grafika Dan Penerbitan (Jurnalistik)