BANYUWANGI, beritalima.com – Pasca Banjir Bandang yang melanda Desa Alas Malang Kecamatan Singojuruh Kabupaten Banyuwangi personel Kodim 0825 Banyuwangi, bersama Polres Banyuwangi BPBD, Basarnas, Relawan bahu membahu membersihkan puing-puing sisa-sisa lumpur dan kayu yang masuk ke pemukiman warga dengan memakai alat berat agar segera bisa pulih kembali dan warga bisa beraktivitas.
Jalan utama Desa Alas Malang, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten
Banyuwangi, Jawa Timur yang terdampak banjir bandang ditargetkan bisa pulih secepatnya. Ratusan aparat keamanan TNI dari Kodim 0825 Banyuwangi, Polres Banyuwangi, petugas pemerintah daerah dan relawan bersama-sama warga membersihkan jalan agar bisa
difungsikan sebagaimana mestinya besok.
Selain itu, 3 unit alat berat dan beberapa unit truk akan beroperasi
selama 24 jam menyingkirkan tumpukan material banjir dari jalan
sepanjang 1 kilometer lebih tersebut.
Banjir kali ini tidak menelan korban
jiwa namun menyebabkan 23 rumah roboh, 80 rusak sedang dan 225 rumah mengalami kerusakan ringan.
Sedangkan pembersihan rumah-rumah warga hingga di gang-gang kecil diperkirakan akan memakan waktu selama seminggu. Banjir juga
mengganggu lahan pertanian yang diperkirakan seluas 1.721 hektare yang dialiri sungai Badeng.
“Logikanya warga yang dekat sungai di belakang-belakang sana sulit
melarikan diri saat terjadi banjir. Tapi mereka sudah menerima pelatihan dan siap, sehingga alhamdulillah tidak ada korban jiwa,” kata Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Banyuwangi, Eka Muharram Suryadi, Sabtu (23/6).
Sementara itu Komandan Kodim (Dandim) 0825 Banyuwangi Letkol Inf Ruli Nuryanto mengatakan pihaknya mengerahkan 75 orang personel perhari untuk
membantu pemulihan dampak bencana yang terjadi Kamis (21/6) malam itu sedangkan Koramil di hulu sungai juga bersiaga bila ada tanda debit air sungai meningkat, akan menyampaikan peringatan pada warga yang tinggal di dekat sungai.
“Sampai saat ini kami bekerjasama dengan Polres Banyuwangi, BPBD kabupaten Banyuwangi, Basarnas, Wanra(perlawanan
rakyat) serta para Relawan kami kerahkan kemari. Sedangkan Koramil akan memantau cuaca yang di atas, kalau mendung bisa bersiaga,” tuturnya
Uniknya ada mushala kecil yang berada di dekat bendungan sungai,
justru tidak rusak terkena banjir. Hanya lantainya saja yang kemasukan
lumpur, sedangkan pagarnya tetap terlihat bersih.
Salah satu warga Tejo Wiyono (70) mengatakan mushala tidak rusak
karena tidak terhantam pohon besar yang hanyut terbawa banjir.
Sedangkan puluhan rumah warga yang rusak, penyebab utamanya karena tertabrak pohon besar.
Ditambah lagi, jarak musholla wakaf yang dibangun 30 tahun lalu itu
dari jembatan penyebab banjir cukup jauh. Banjir disebabkan
pohon-pohon besar tersangkut kolong jembatan, lalu membendung sungai sehingga lumpur melimpas ke rumah warga dengan arus deras.
“Mushalanya sering dibuat sembahyang. Subuh itu sudah ada yang datang sholat di situ,” kata pria yang perabot rumahnya turut rusak karena banjir tersebut.(Abi/Pen25)