SURABAYA, beritalima.com | Hujan ekstrem yang mencapai 125,7 mili meter per 3 jam yang berlangsung tadi malam Jumat (31/1/2020), menyebabkan beberapa titik di Kota Surabaya terjadi genangan. Karena itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, bersama jajarannya langsung meninjau beberapa lokasi saluran untuk dilakukan pengecekan, Sabtu (1/2/2020).
Lokasi peninjauan pertama yakni, di Jalan Gubenur Suryo. Dalam kesempatan itu, Wali Kota Risma langsung memberi arahan kepada Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan, Erna Purnawati agar membuka tutup saluran. Pasalnya, saluran yang ada di Jalan Gubenur Suryo dengan Jalan Simpang Dukuh tidak terkoneksi dengan baik lantaran ukurannya yang tidak sama.
“Yang ada di Jalan Gubernur Suryo itu kurang lebih ukurannya (saluran) sekitar 150. Kemudian, di Simpang Dukuh namanya pompa kenari itu ukurannya sekitar 50. Artinya air tidak bisa berbagi dengan baik,” kata Erna seusai kegiatan kerja bakti, Sabtu (1/2/2020).
Ia menjelaskan setiap saluran, dibangun dengan waktu yang berbeda-beda. Ada yang mulai dibangun tahun 2003, bahkan ada pula yang sudah ada sejak zaman dahulu kala tepatnya di zaman Belanda. “Nah, itulah mengapa, saluran yang ada di depan Grahadi mau nyambung ke saluran kenari itu betul-betul kecil. Jadi airnya tidak bisa mengalir. Maka harus dikoneksikan supaya airnya bisa mengalir dengan baik,” terangnya.
Setelah satu jam meninjau saluran di sekitar Jalan Gubernur Suryo, Wali Kota Risma kemudian bergeser menuju Jalan Dharmawangsa. Di lokasi kedua itu, wali kota perempuan pertama di Surabaya itu mengecek saluran yang tepat berada di perempatan traffic light.
Erna mengaku, di dalam saluran tersebut, ternyata banyak ditemukan bekas minyak tanah limbah dari rumah tangga yang menggumpal. Sehingga mengakibatkan saluran tidak bisa bekerja dengan baik. “Kalau untuk Jalan Dharmawangsa itu satu aliran dengan Jalan Profesor Mustopo. Ditemukan itu masalahnya, jadi tersumbat oleh limbah minyak,” katanya.
Karena itu kemudian, ketika hujan deras semalam, air di daerah sekitar Dharmawangsa ada yang langsung surut dan beberapa titik masih masih tergenang. Maka itu, petugas dari dinas terkait langsung mengeksekusi dengan mendatangkan alat berat berupa ekskavator. “Langsung dilakukan pengerukan,” ungkapnya.
Lokasi ketiga yang dikunjungi Wali Kota Risma adalah Taman Mayangkara. Di sana, ia bersama jajaran Dinas Kebersihan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) memantau saluran air di sekitar Taman Mayangkara, tepat di seberang Rumah Sakit Islam (RSI)
Dalam tinjauannya itu, Wali Kota Risma meminta para petugas DKRTH untuk membersihkan saluran yang mengitari taman. “Pak, tolong tanahnya ini dikeruk,” instruksi Wali Kota Risma sembari menunjuk ke arah saluran.
Tak sekadar membersihkan saluran. Wali Kota Risma juga meminta para petugas kebersihan untuk membersihkan area taman yang berukuran 50 cm x 100 cm itu. Satu unit alat berat juga dikerahkan untuk mengambil tumpukan sampah untuk kemudian dimasukkan ke atas dump truck. (*)