Jombang | beritalima.com – Luas tanam tembakau di Kabupaten Jombang pada tahun 2024 adalah 6.154,4 hektare dibanding sebelumnya 5.593,64 hektare pada tahun 2023. Luas tanam ini tersebar di lima kecamatan, yaitu: Ngusikan, Plandaan, Kabuh, Ploso, Kudu. Namun kabarnya harga tembakau menurun setelah pasca panen.
“Kalo yang daun utama tembakau sudah dipanen tinggal daun suwiran yang masih tumbuh namun harganya audah menurun dan tinggal menunggu pembeli susulan,” ujar Lasiman, Ketua APTI Kabupaten Jombang, Sabtu (16/11/2024)
Berdasarkan data yang bersumber dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Jombang, Kecamatan Kabuh merupakan wilayah penanam tembakau terluas dengan luas 2.245 hektare. Diikuti oleh Kecamatan Kudu dengan luas 1.468 hektare, dan Kecamatan Ploso dengan luas 1.383 hektare.
Dalam hal produktivitas, Kecamatan Kudu merupakan yang terbaik dengan 16 ton per hektare. Sementara di Kabuh dan Ploso, produktivitasnya mencapai 13-14 ton per hektare.
Panen raya tembakau di Kabupaten Jombang dikatakan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang Moch Roni, tahun terbilang sukses bahkan bisa menghasilkan 16 ton per hektar akibat didukung oleh cuaca hingga produksi tembakau di utara brantas melonjak.
Roni pun menegaskan, petani tembakau bisa memanen tapi tidak saja daun utama melainkan daun yang paling kecil pun bisa dipanen.
Dijelaskannya, masa panen raya tembakau di Jombang sudah masuk yang terakhir, diperkirakan 80% sudah dipanen. Sementara harga daun masih berkisar Rp5.000 – Rp6.000 per kilo gram sedangkan yang sudah dirajang mencapai Rp58 ribu per kilo gram.
Namun pasca panen tembakau mengalami penurunan harga jual, hal itu disebabkan gudang tembakau sudah tutup lalu ditimbun di rumahnya sendiri menunggu pembeli susulan. Salah satunya petani dan pengepul tembakau yang dikelola Suradi, dibilangan Desa Bangsri Kecamatan Plandaan, sampai saat ini memiliki 6 ton daun tembakau lembaran kering.
Jurnalis : Dedy Mulyadi