Nurul Koyimah kepada media menceritakan suatu peristiwa yang menurutnya mengganggu secara psicologis terhadap dirinya sebagai pasien yang secara fisik kurang membaik akibat proses persalinan. Nurul mengakui pada saat mau melahirkan ada masalah yang menyebabkan sang bayi sulit keluar dan dilakukan pengguntingan untuk melancarkannya. Usai melahirkan Nurul pada bagian tertentu yang mengalami pelebaran dan harus dikembalikan dengan cara dijahit. Yang tidak habis pikir dan terasa janggal menurut Nurul jahitan dilakukan sebanyak dua kali oleh Bidan yang berbeda pada bagian yang sama. Setelah dr Heru datang ternyata para Bidan dimarahi oleh dr Heru katanya jahitan yang dilakukan salah dan terpaksa dilakukan perbaikan lagi oleh dr Heru. Dari serangkaian peristiwa yang dialami oleh Nurul, dalam benak Nurul timbul pertanyaan apakah dirinya sedang jadi percobaan oleh para Bidan ini. Sakit baru melahirkan sudah luar biasa, ditambah sakit oleh proses penjahitan yang dilakukan secara berulang – ulang. Iya kalau kain dijahit berulang – ulang tidak merasakan sakit, tapi saya manusia digitukan ya jelas merasakan kesakitan, tuturnya.
Karena rasa sakit yang sedemikian rupa Nurul sesekali berontak atas tindakan Bidan. Namun salah satu Bidan disebutnya bernama Sunarti dengan kasar mengatakan ” Pakai Kartu KIS ( Kartu Indonesia Sehat ) saja cerewet ” tirunya. Pertanyaannya apakah karena pakai kartu KIS diperlakukan kasar, apakah karena pakai kartu KIS dianggapnya gratis ?…Padahal KIS adalah program Pemerintah, kenapa kok terkesan disepelekan oleh Bidan Sunarti ?….
sedangkan pihak RSUD Genteng ketika di konfirmasi melalui Kabag Pengaduan Pamujianto. Karena Pamujianto merasa tidak pada kewenangannya memberikan keterangan, maka awak media dipertemukan dengan Kasi Pelayanan Medis dan Kasi Keperawatan bernama Nasiyah. Dalam keterangannya kedua Kasi itu selain memberikan penjelasan tentang medis seputar penanganan kasus yang terjadi pada Nurul secara detail, mereka pada intinya menjelaskan pula bahwa apa yang dilakukan oleh para Bidan dalam penanganan pasien bermama Nurul Koyimah sudah prosedural dan mengklaim bahwa para Bidan dimaksut adalah sudah mumpuni dibidangnya, punya dan sudah profesional. Adapun dengan tentang sikap atau perlakuan Bidan yang dianggap kasar tidak sopan oleh pasien, Kasi Keperawatan Nasiah mengaku di luar sepengetahuanjya dan dianggap wajar mungkin karena situasi atau kondisional, toh semua itu tetap demi keselamatan pasien, tegasnya. Namun walau demikian Kasi Keperawatan Nasiyah komplin pasien dan informasi dari teman media akan dijadikan masukan dan kritik bersifat membangun dan ditanggapi positip sebagai bahan untuk melakukan perbaikan pelayanan ke depannya, kira – kira seperti itu maksud Kasi Keperawatan Nasiyah. (Tim)