SAMPANG, beritalima.com – Ainur Ropik (18) warga Desa Muktesareh, Kecamatan Kadungdung, Kabupaten Sampang salah satu pasien yang meninggal diduga akibat lemahnya penanganan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sampang , keluarga korban lakukan aksi protes, Kamis (13/07/2017).
Awalnya, korban mengalami kecelakaan di Jalan Raya Muktesareh, Kecamatan Kadungdung, Kabupaten Sampang, sekitar 08:00 WIB. Kemudian saat itu juga korban dilarikan ke RSUD Sampang. Namun, sayangnya ada indikasi lambannya penanganan sehingga korban meninggal di RSUD sekitar pukul 12:00 WIB.
Menurut Alan Kaizan (30) keluarga korban sangat menyayangkan masalah penanganan di RSUD tersebut. Karena menurutnya jangka waktu 3 jam tersebut merupakan waktu yang lama untuk menangani pasien.
“korban sampai di sini sekitar pukul 09:00 WIB. Namun, kata salah satu petugas RSUD korban membutuhkan rujukan ke Surabaya dan akan dibantu dengan alat pernapasan” jelas Alan menirukan ucapan salah satu petugas RSUD Sampang saat dijumpai beritalima.com.
Pria yang juga aktif sebagai aktivis tersebut menambahkan “hingga sekitar pukul 12:00 WIB alat pernapasan tersebut masih belum juga diambil, saat ditanya Dokter yang menangani kata salah satu petugas tersebut Dokter sedang menangani operasi. Sehingga korban tak dapat ditolong atau meninggal dunia” tambahnya.
Sementara di tempat yang sama Dirut RSUD Sampang saat dikonfirmasi melalui Humas, Dr. Yuliono, menjelaskan, menurutnya semua dokter ada di sana dan korban juga sudah diberikan oksigen.
“kami telah menangani sesuai prosedur, dan kami saat itu juga telah berkoordinasi dengan RS. Dr. Soetomo Surabaya, kondisi korban saat itu makin lama makin memburuk dan kami akan melakukan rujukan apabila korban sudah stabil. Namun, saat menunggu hasil Radiologi korban sudah tidak dapat tertolong” pungkasnya. (Adie)