Pastikan Cash For Work DD Berjalan, Gubernur Tinjau Realisasi Penggunaannya

  • Whatsapp

MADIUN, beritalima.co6- Kabupaten Madiun, Jawa Timur, menjadi satu-satunya daerah di Indonesia yang berhasil mencairkan dana desa seratus persen di tahap satu ahir bulan Januari untuk tahun anggaran 2020.

Bahkan Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, menjadikan Kabupaten Madiun sebagai best practice atau percontohan atas smart perencanaan pembangunan desa yang sudah dilakukan.

Untuk itu, guna mengawal pencairan dan pengelolaan dana desa di kabupaten yanj dipimpin H. Ahmad Dawami, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, meninjau langsung proses realisasi penggunaan dana desa di dua desa sekaligus di wilayah tersebut, Senin 2 Maret 2020.

Desa pertama yang ditinjau yaitu Desa Sidomulyo, Kecamatan Sawahan. Desa ini mendapatkan total dana desa senilai Rp 754 juta. Pada pencairan tahap pertama, dimanfaatkan untuk membangun kios desa dengan total anggaran Rp 272 juta melalui sistem padat karya tunai atau cash for work.

Pembangunan dilakukan dengan pembongkaran kios lama dan pengerjaan kios baru serta melibatkan sebanyak 90 tenaga kerja yang berasal dari masyarakat desa.

“Dari total anggaran dana desa Jawa Timur senilai Rp 7,654 trlliun, tahap satu sudah cair sekitar Rp 3 trlliun. Kita ingin memastikan bahwa penggunannya tahap pertama adalah untuk padat karya tunai atau cash for work,” kata Khofifah.

Pasalnya, dengan cash for work, maka penghasilan masyarakat di pedesaan akan meningkat. Dengan begitu, adanya dana desa ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi desa.

Tak hanya di Desa Sidomulyo, penggunaan dana desa untuk cash for work juga dilakukan di Desa Pule. Desa kedua yang ditinjau oleh Khofifah ini juga mengerahkan masyarakatnya untuk mengerjakan proyek infrastruktur desanya. Tepatnya untuk pengerjaan perluasan area wisata kampung ceria Taman Pule.

Total ada sebanyak 99 tenaga kerja yang berasal dari masyarakat sekitar yang dipekerjakan untuk mengurug atau meratakan tanah di kawasan wisata desa tersebut.

“Ketika saya mendengar bahwa Kabupaten Madiun satu-satunya di Indonesia yang sudah bisa menyelesaikan proses pencairan dana desa tahap satu seratus persen, saya segera meminta bupati untuk menjelaskan rahasianya dan dishare saat rakor yang jiga dihadiri oleh Menteri Desa PDTT,” tandasnya.

Sebab, lanjutnya, apa yang dilakukan Kabupaten Madiun, sejalan dengan arahan yang sering ditekankan oleh Presiden RI Joko Widodo. Yaitu agar setiap daerah melakukan percepatan pencairan dana desa untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tingkat desa.

Apalagi saat ini ada trade war dan juga merebaknya virus corona, yang tentunya berdampak pada ekonomi, perdagangan, industri dan pariwisata. Oleh sebab itu agar ekonomi di desa tidak menurun, dana desa didorong percepatan pencairannya dengan prioritas cash for work, agar daya beli masyarakat desa tak menurun.

“Harapannya ketika Kabupaten Madiun menjadi satu-satunya daerah di Indonesia yang sudah bisa mencairkan dana desanya seratus persen pada 30 Januari 2020, maka ini kemudian bisa dijadikan best practice. Best practice yang berhasil dilakukan Kabupaten Madiun, saya rasa butuh untuk kita sampaikan ke daerah lain, bahwa cash for work sudah berjalan di Kabupaten Madiun,” paparnya.

Kepala Desa Sidomulyo, Setyo Margono’ mengatakan, dana desa yang didapatkan dari pemerintah memang direncanakan secara detail. Dalam proses perencanaan, desa melibatkan warga guna menjaring apa yang menjadi kebutuhan mendesak untuk kemudian dijadikan prioritas.

“Saat ini yang mendesak ya pembangunan kios desa. Ini sesuai dengan arahan untuk melakukan padat karya tunai. Kita berdayakan warga desa yang tak mampu untuk mengerjakan infrastuktur. Warga desa jadi punya punghasilan,” terang Margono.

Dikatakannya, warga yang bekerja membangun fisik proyek mendapatkan upah dari dana desa mulai Rp 75 ribu hingga Rp 85 ribu per hari.

“Jika pengerjaan ini rampung dalam waktu dua pekan, maka tentu akan menjadi tambahan penghasilan yang cukup lumayan bagi warga desa,” imbuhnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Desa Pule Kecamatan Sawahan, Anton. Pada tahap satu, ada Rp 225 juta yang sudah cair. Dari jumlah itu yang digunakan untuk pengembangan wisata dialokasikan sebanyak Rp 110 juta. Dari jumlah tersebut, Rp 32 juta diantaranya digunakan untuk padat karya tunai atau cash for work.

“Untuk pengerjaan wisata desa ini kami melibatkan 99 tenaga kerja dari masyatakat. Tentunya ini sangat membantu warga ya karena mereka bisa dapat pekerjaan dan penghasilan tambahan,” katanya. (Dibyo).

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait