TRENGGALEK, beritalima.com
Mewaspadai adanya dampak dari himbauan pemerintah pusat terkait ‘social distance’ ditengah masyarakat, maka Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek membentuk tim gabungan untuk memastikan stabilnya kondisi.
Pemerintah memutuskan untuk menerapkan ‘social distance’ atau sejumlah pembatasan dengan harapan bisa memutus rantai penyebaran virus Corona yang telah mewabah dibeberapa wilayah.
Terkait kebijakan pembatasan jarak sosial ini, Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin membentuk tim gabungan pemantauan yang terdiri dari Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan (Komindag), Polres, Kodim 0806, Satpol PP, Dinas Kominfo, serta Bulog.
Tim melakukan pemantauan di beberapa lokasi diantaranya, Pasar Basah Trenggalek, Pasar tradisional, Toko Aloha sebagai salah satu distributor besar bahan pokok, beberapa Toko Modern serta beberapa Apotek yang tersebar di beberapa kecamatan.
Ketua Tim Pemantau, Agus Setiyono kepada awak media menyatakan jika pemantauan dilakukan agar tidak ada gejolak pasar. Selain juga untuk memastikan tetap adanya ketersediaan bahan pangan dan berbagai kebutuhan pokok lainnya.
“Tim ini dibentuk oleh bapak bupati dengan melibatkan seluruh unsur stakeholder yang ada, tugasnya untuk memastikan tidak ada kelangkaan stock ataupun kenaikan harga berlebihan jelang adanya himbauan ‘social distance’ dan bulan suci Ramadan,” ungkapnya, Jumat (20/3/2020).
Disebutkan Agus yang juga merupakan Kepala Dinas Komindag itu, Tim Pemantau dibagi menjadi dua, satu bergerak ke wilayah barat kota dan yang lainnya ke arah timur. Dengan maksud, dalam sehari sudah bisa tercover dari seluruh area. Beberapa titik, secara ‘random sampling’ langsung di datangi dan dikunjungi sebagai langkah kongkrit untuk antisipasi. Jangan sampai ketersediaan maupun lonjakan harga bahan kebutuhan pokok menjadikan pemicu gejolak masyarakat.
“Ketika penerapan ‘social distance’ diberlakukan, maka masyarakat akan mengurangi aktivitas diluar rumah. Sehingga dimungkinkan beberapa diantaranya melakukan pembelian komoditas tertentu secara berlebihan atau bahkan ‘panic buying’ karena kawatir kehabisan stock bahan kebutuhan. Apalagi, sebentar lagi akan menjelang bulan puasa Ramadhan,” imbuhnya.
Pasalnya, sudah menjadi tradisi ketika menjelang bulan suci Ramadan, permintaan kebutuhan bahan pokok dipastikan selalu meningkat. Oleh karena itu, menurut Agus Setiyono penting untuk melakukan pemantauan ketersediaan barang, serta memastikan tidak adanya kenaikan harga berlebihan kebutuhan pokok di waktu – waktu seperti ini.
“Sehingga Pemkab Trenggalek bersama Polres, Kodim 0806, Bulog serta OPD terkait lain, melihat langsung kondisi lapangan terhadap ketersediaan stock kebutuhan pokok. Dan Alhamdulillah, dari pantauan tadi tidak ditemukan kelangkaan hanya memang ada kenaikan harga pada gula pasir dan kedelai,” pungkasnya. (her)