PC. LTMNU Sumenep Silaturahim Dengan Takmir dan Guru Ngaji Se – Kabupaten Sumenep

  • Whatsapp
"Silaturrahim Kemasjidan dan Buka Puasa Bersama sekaligus Santunan Anak Yatim" di masjid Al-Ghufron Pragaan Sumenep

SUMENEP, beritalima.com| Dalam rangka menjalin komunikasi dan konsolidasi dengan masjid Se-Kabupaten Sumenep sebagai salah program utama PC. LTMNU Sumenep, Senin (26/4) PC. LTMNU Sumenep gelar kegiatan bertajuk “Silaturrahim Kemasjidan dan Buka Puasa Bersama sekaligus Santunan Anak Yatim” di masjid Al-Ghufron Pragaan Sumenep.

Di pimpin oleh ketua MWC NU Pragaan, acara dimulai dengan pembacaan sholawat nariyah, diikuti oleh ratusan jamaah masjid al-Ghufron Pragaan. Antusiasme tampak dari jumlah kehadiran jamaah masjid al-Ghufron yang memadati halaman luas masjid al-Ghufron.

Acara diawali dengan sambutan dari ketua PC.LTMNU Sumenep; K. Wakit Norussalam, M.Pd. Dalam sambutannya, K. Wakit menyampaikan Terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam acara terkait seperti Lazisnu, Lakpesdam dan BPRS Sumenep, sekaligus apresiasi terhadap MWC NU Pragaan yang telah berhasil menyelenggarakan acara terkait sukses, dengan melibatkan pengurus takmir, warga sekitar dan para guru ngaji.

K. Wakit juga menyampaikan beberapa program utama PC.LTMNU Sumenep selama bulan Ramadan 1442 H ini, di antaranya kegiatan bersih-bersih masjid (BBM), pelatihan sholat sempurna an-Nahdhiyyah, pelatihan tajhizul jenazah, pelatihan muharrik masjid dan acara silaturrahim dan buka bersama serta santunan anak yatim di tiga kecamatan: Pragaan, Gapura dan Kota.

“Maksud dan tujuan dari acara ini adalah agar ada konsolidasi antara PC. LTMNU Sumenep dengan masjid-masjid dan musholla se-kabupaten Sumenep. Kedepan diharapkan masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah yang bersifat ubudiyah, tetapi juga yang berkaitan dengan aktivitas sosial keagamaan, kesehatan dan perekonomian, kajian-kajian keagamaan serta pembuatan teks khutbah jum’at berbahasa madura. Kami akan menggandeng Lazisnu, LKNU, lakpesdam, LTN dan lembaga-lembaga lain untuk merealisasikan program-program ini”. Tutur K. Wakit.

Sambutan Kedua disampaikan oleh Rois Syuriah MWC NU Pragaan. Beliau menyampaikan ucapan Terima kasih kepada PC. LTMNU Sumenep yang telah memilih dan mempercayakan MWC NU Pragaan sebagai MWC yang pertama kali melaksanakan program terkait di bulan Ramadan tahun ini.

“Terima kasih telah menggugah kesadaran kami untuk lebih mengoptimalkan peran-peran kemasjidan, khusus di masjid al-Ghufron dan umumnya masjid-masjid di wilayah Pragaan. Semoga LTMNU Pragaan mampu menjadi model percontohan bagi MWC-MWC yang lain. Kita akan bersinergi dengan masjid dan musholla di Pragaan untuk melakukan gerakan-gerakan keagamaan sehingga kehadiran NU bisa dirasakan di semua sektor. Dimulai dengan betah saat berada di masjid. Bukan malah sebaliknya, menjauhi masjid”. Ungkap Rois MWC NU Pragaan.

Sementara pada acara inti diakhiri dengan tausiah oleh K. Zainul Hasan selaku sekretaris PCNU Sumenep. Dalam tausiyahnya, Sekretaris PCNU Sumenep ini menjelaskan tentang arti penting mengembangkan masjid-masjid di lingkungan NU. Proses ini membutuhkan dukungan dari semua pihak, terutama para kiai, ustadz dan para guru ngaji. Baik di masjid maupun musholla. Tanpa dukungan semua pihak, niscaya program ini tidak akan berjalan secara optimal.

“Hal ini akan menjadi titik tolak bagi masjid al-Ghufron dan masjid-masjid lain di Pragaan agar juga meramaikan kegiatan-kegiatan berbasis masjid. Masjid dengan demikian mampu ramai dikunjungi Nahdhiyyin-Nahdhiyat untuk menghidupkan dan memakmurkan masjidnya masing-masing. Menjaga masjid-masjid NU dari pengaruh kelompokĀ² yang ingin merebut masjid-masjid NU dengan pelan-pelan dengan membidahkan amaliyah-amaliyah mayoritas warga NU”.

Sekretaris PCNU Sumenep ini juga mengimbau agar masjid mampu memberdayakan jamaah masjid dan warga sekitar tidak hanya pada hal-hal yang bersifat ubudiyah, tetapi juga pada aspek pengelolaan, manajemen, perekonomian supaya keberadaan masjid benar-benar nyata bisa dirasakan oleh jamaah (warga).

Selain pesantren, menurut K. Zainul, masjid merupakan benteng terakhir NU. Karenanya, masjid-masjid di Sumenep harus berisi ‘warna’ NU. Dua warna NU yang tak dimiliki oleh organisasi lain adalah adanya NU struktur dan NU kultur. Keduanya tidak dapat dipisahkan dan harus sama-sama kuat. Apalagi sebentar lagi NU akan menghadapi an-Nahdhoh al-Tsaniyah.

Acara kemudian diakhiri dengan pembacaan doa oleh pengasuh ponpes al-Muqri: KH. Zainurrahman, pemberian souvenir dari ketua PC. LTM Sumenep kepada takmir masjid al-Ghufron. Dilanjutkan dengan pemberian santunan anak yatim, buka puasa bareng dan foto bersama pengurus MWC NU Pragaan, PC. LTMNU Sumenep, pengurus masjid al-Ghufron.

(Am)

beritalima.com

Pos terkait