Peduli Kepemimpinan Generasi Muda, PMII Sampang Gelar Pelatihan Kader Lanjutan dan Dialog Publik

  • Whatsapp

SURABAYA, beritalima.com | Berlangsung di Gedung BPU Sampang, PMII Kabupaten Sampang pimpinan Abdul Aziz selenggarakan pembukaan Pelatihan Kader Lanjutan II dan juga dialog publik (25/1).
“Pelatihan Kader Lanjutan ini kami langsungkan selama 5 hari, yaitu senin tangal 25 hingga 30 Januari. Dalam setiap harinya, pemateri berbeda-beda dan materi pun varian. Tujuan kami benar-benar dapat menggembleng sahabat-sahabat peserta PKL agar semakin memiliki motivasi dan terasah sebagai calon pemimpin ke depan. Terlebih mereka kelak bisa turut memberikan sumbangsih atau membangun Sampang lebih hebat dan bermartabat, tentunya melalui bendera PMII”, jelas pemuda yang kerap disebut Kang Aziz.

Pembukaan yang dilakukan oleh Ketua Umum PKC PMII Jawa Timur, Abdul Ghoni, berlangsung sesuai protokoler kesehatan. Acara kemudian berlanjut dengan dialog publik dengan topik Positioning SDM Millenial dalam Kancah Sosial Politik tersebut, yang menghadirkan tiga pembicara yang mengambil penekanan bervariasi. Mereka adalah Gus Ghufron Shiroj selaku sekretaris wilayah GP Ansor Jatim, Adi Imansyah selaku Ketua KPU Sampang, dan Dr. Lia Istifhama MEI selaku ketua Perempuan Tani HKTI Jatim.
Adi Imansyah dalam pemaparannya menekankan pentingnya menjadi generasi millennial yang konstruktif dan aktif mengambil peran yang positif dalam berbagai lini. Sedangkan Ghufron mengambil penekanan pada pentingnya menjadi generasi millennial yang kreatif dan adaptif. Sebagai pembicara dari unsur perempuan yang juga mantan pengurus PMII Surabaya, Lia Istifhama atau kerap disebut Ning Lia, membangun motivasi dengan memadukan literasi (teori) yang diaplikasikan dengan kondisi terkini.

“Dalam materi publik tadi, saya ingin menekankan posisi pemuda sebagai calon pemimpin yang harus adaptif dengan perkembangan jaman. Islam itu li kulli zaman wal makan, sifatnya universal dan melihat bagaimana perkembangan waktu serta kondisi lapangan, dalam hal ini karakter wilayah yang ditempati orang Islam. Nah, jadi pemimpin harus seperti itu. Pandai menganalisa keadaan”, jelas aktivis yang termasuk dalam 22 Tokoh Muda Inspiratif Jatim tersebut..

“Selain itu, seperti yang tertulis dalam kaidah Islam, bahwa subbanul yaum rijaalul ghod, yaitu pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan. Karena sebagai calon pemimpin, maka harus menjadi pribadi utuh. Ibnu Khaldun menjelaskan empat karakter kepemimpinan, yaitu memiliki pengetahuan, kejujuran, kompetensi, dan Kesehatan fisik. Semuanya harus diinternalisasi, apalagi terkait pengetahuan (ilmu) dan kejujuran, karena itulah yang akan membangun identitas pemimpin yang berjiwa sosial”.

“Saya juga ingin tekankan bahwa pemimpinan adalah yang bisa melakukan aksi yang nyata. Prinsip leadership is action, not position, itu sangat penting. Karena sebuah posisi atau jabatan hanyalah sarana untuk melakukan kebaikan bagi orang lain. Power is a means, not an end. Kalau sebuah jabatan tidak diisi dengan aksi sosial ataupun bentuk-bentuk kepedulian, maka akan muspro, tidak memiliki value atau nilai manfaat bagi orang lain”, pungkas putri mantan komandan banser NU Jatim, KH, Masykur Hasyim, tersebut. Doktor UINSA tersebut menjabarkan beberapa teori, diantaranya Ibnu Khaldun, Sabina Spielrein, dan Henry Yarger dalam pemaparannya.

beritalima.com beritalima.com

Pos terkait