Peduli Lingkungan, Polres Trenggalek Bersama Lintas Sektoral Tanam Ribuan Bibit Pohon

  • Whatsapp

TRENGGALEK, beritalima.com

Peduli terhadap manfaat penghijauan lingkungan sekitar, Polres Trenggalek bersama lintas sektoral secara massif melakukan gerakan tanam pohon. Selama kurun waktu 3 bulan, ribuan batang bibit telah di hibahkan kepada bumi Trenggalek. Gerakan yang di inisiasi langsung oleh Kapolres Trenggalek ini dimulai sejak memasuki awal musim penghujan pada November 2019 lalu.

Selain untuk menghijaukan dan menambah sumber oksigen dari alam, hal tersebut juga berguna sebagai satu alternatif meminimalkan adanya potensi kebencanaan yang selama ini menjadi ‘momok’ terbesar masyarakat ketika memasuki peralihan musim.

“Tak kurang dari 11 ribu pohon sudah kami tanam, mulai bulan November 2019 lalu. Bersama-sama dengan unsur TNI, Polri, Pemerintah Daerah, Perhutani dan masyarakat gerakan penanaman secara massif memang mulai kita budayakan,” kata Kapolres Trenggalek, AKBP Jean Calvijn Simanjuntak kepada beritalima.com, Jumat (10/1/2020).

Ditambahkan Kapolres Trenggalek, dengan adanya kegiatan dimaksud, diharapkan masyarakat akan lebih peduli lagi terhadap alam serta lingkungannya. Sebagaimana hari ini, secara serentak di seluruh Indonesia, jajaran Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) baik Polda dan Polres melakukan kegiatan gerakan tanam sejuta pohon.

“Ini merupakan agenda serentak dari Bapak Kapolri yang kita implementasi kan bersama jajaran terkait lain. Dengan tajuk ‘Polri Peduli Penghijauan, Penanaman Pohon Lintas Generasi’ maka manfaatnya akan dirasakan anak cucu kedepan,” imbuhnya.

Masih menurut Jean Calvijn, kegiatan penanaman pohon saat ini ada pada 19 titik sasaran yakni di Mako Polres Trenggalek, Mapolsek jajaran, SLB, Paud/TK Kemala Bhayangkari, Asrama Polri dan di salah satu petak lahan milik Perhutani.

“Ini kami laksanakan serentak, yakni di lingkup Mapolres Trenggalek, 13 Mapolsek jajaran, asrama polisi, Paud/TK/SLB Kemala Bhayangkari dan di bukit Tunggangan, Desa Kendalrejo, Kecamatan Durenan,” ujar lulusan Akpol1999 itu.

Penggunaan tajuk ‘penanaman pohon lintas generasi’ bukanlah tanpa dasar dan makna. Sebenarnya, tema itu diambil dari para peserta penanaman. Karena kegiatan tersebut memang melibatkan semua jenjang usia dari lintas generasi. Mulai dari PAUD/Kelompok bermain, anak-anak TK, anggota Polri dan Bhayangkari aktif hingga para purnawirawan Polri serta Warakawuri.

“Mungkin, manfaat penanaman pohon ini tidak bisa langsung dinikmati saat ini. Akan tetapi 10 sampai 15 tahun mendatang saya yakin sudah terasa hasilnya. Sebenarnya bukan untuk siapa-siapa melainkan tetap kepada anak cucu kita,” tandasnya.

Sedangkan dari Perhutani sebagai stakeholder terkait, melalui Wakil Administratur Perhutani RPH Kediri Selatan, Andi Iswindarto menjelaskan jika pihaknya sangat mengapresiasi dan mendukung penuh terhadap kegiatan penanaman pohon dari Kapolres Trenggalek tersebut. Disampaikan, petak lahan bukit Tunggangan yang berada di Desa Kendalrejo, Kecamatan Durenan memiliki luas sekitar 40 hektar dan masih sangat potensial untuk ditanami.

“Kami sangat mendukung kegiatan Pak Kapolres ini, apalagi dengan melibatkan seluruh unsur yang ada di wilayah. Perhutani pada prinsipnya tetap berkomitmen terhadap pemberdayaan fungsi lahan selama memang tidak melanggar aturan yang ada,” ungkapnya.

Pria ramah asli Jember ini menjelaskan, bibit pohon yang di tanam bersama oleh lintas sektoral di lahan perhutani tadi merupakan jenis pepohonan multi guna atau Multipurpose Tree Species (MPTS) yaitu berbagai jenis kayu tanam yang bisa dikelola, tidak saja untuk menghasilkan kayu, akan tetapi juga daun maupun buahnya seperti alpukat, durian, rambutan, manggis, mangga, klengkeng dan sawo.

“Banyak manfaat yang bisa diambil dari penanaman pohon ini, secara perlindungan bagus, penahan abrasi air yang baik juga daun maupun buahnya bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar,” urainya.

Selain itu, masih dari Andi, yang tidak kalah penting lagi adalah perawatan dari tanaman. Jangan sampai usai penanaman, pohon dibiarkan sehingga kering dan mati.

“Masyarakat harus dilibatkan, utamanya LMDH dan lingkungan sekitar. Semua ikut merasa memiliki, jadi mari kita dirawat dengan baik bersama,” pungkasnya. (her)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *