Peduli Sejarah, Warga Ngantang Ngluruk Monumen Palagan Mendalan

  • Whatsapp

Malang – Monumen setinggi 20 meter dan lebar 3 meter yang terletak di pertigaan Ngantang, Malang, adalah perwujudan dari Lettu Anumerta Soediarto. Patung berseragam militer tempo dulu ini, dilengkapi topi dan samurai yang menghadap arah barat.

Warga Ngantang (minggu,3/7/2022) yang peduli terhadap monumen tersebut, bergotong royong membersihkan, mengecat dan memperbaiki sekitar area keberadaan patung perwujudan Lettu Anumerta Soediarto. Rumput liar yang tumbuh di sekitar lokasi di ‘babat’ habis oleh mesin pemotong, otomatis penampakan sekitar monumen berubah 180⁰ dari sebelumnya.

“Yang dilakukan warga Ngantang disini, bergerak secara sukarela. Ini kepedulian kami selaku warga Ngantang. Kita bergerak karena ini adalah ikon Ngantang, pahlawan Ngantang, sejarah Ngantang,” kata Agus, warga Ngantang.

Sementara itu, Taat, warga Ngantang, menuturkan seputar pembersihan, pengecatan dan perbaikan yang dilakukan. Aksi gotong royong itu terfokus pada sekitar area monumen, tepatnya area di dalam maupun luar pagar yang mengelilinginya.

“Kita mengutamakan yang ada di dalam dan di luar pagar. Pengecatan dilakukan di sekitar relief, jalan menuju monumen, sekitar monumen, sekitar pagar,” kata Taat.

Tepat di bawah monumen termuat tulisan “Yang bernafas hari ini adalah penerusmu untuk menggenggam amanat perjuangan. Masa depan adalah harapan yang terwujud dalam semangat dan harumnya bunga kemerdekaan”.

Di sekitar bagian bawah monumen, tergambar relief pertempuran yang terjadi di era agresi militer Belanda tahun 1947. Pertempuran itu melibatkan warga Pujon, Ngantang, Kasembon dan Kandangan yang terjadi di Mendalan.

Menanggapi kepedulian warga Ngantang terhadap monumen bersejarah, Surya dari PETA Malang mengapresiasi niat, tekad dan itikad warga setempat. Ia berpesan agar generasi muda di Malang umumnya dan Ngantang khususnya tidak melupakan sejarah, termasuk monumen Mendalan tersebut.

“Kami berharap generasi muda di Malang, utamanya di Ngantang ini jangan sekali-kali melupakan sejarah. Dari sejarah itu, ada bukti semangat memperjuangkan kemerdekaan. Sekarang sudah merdeka, siapa yang mengisi kemerdekaan ini, yang mengisinya generasi muda,” ungkap Surya.

Pintu masuk arah barat, tepatnya sisi kanan tangga masuk area, terdapat prasasti monumen Palagan Mendalan yang diresmikan Pangdam Brawijaya Mayjen TNI Moergito tertanggal 26 Mei 1982 berdasarkan No.Skep/43/IV/1982 tanggal 13 April 1982.

“Kita prihatin dengan kondisi sekitar monumen ini, rumputnya tinggi-tinggi, warna cat di monumen sudah waktunya di cat ulang. Monumen ini kebanggaan kita sebagai warga Ngantang,” kata Riono, warga Ngantang.

Penampakan monumen Palagan Mendalan kini terlihat berbeda dari sebelumnya. Rumput dan tanaman liar tidak lagi ‘menguasai’ area monumen. Selokan air di sekitar monumen tak lagi dipenuhi kotoran dan tanaman liar. (red)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait