Kepala Seksi Penataan dan Kawasan Dinas Tata Kota Ambon, Rudy Torry kepada wartawan mengatakan, untuk pekerjaan pasar apung tahapan ketiga ini sementara dalam proses pelelangan. Hasil dari Pelelangan tersebut belum diketahui karena masih dalam proses yang di lakukan panitia lelang. Olehnya itu, mungkin dalam waktu dekat, ketika proses lelang selesai baru bisa diagendakan pekerjaanya.
“Untuk pasar apung tahap ketiga ini sudah dalam proses lelang. Hasil lelangnya belum diketahui. Saya sementara tunggu hasil lelangnya dari panitia. Saya sudah Tanya ke mereka dan katanya, belum selesai kalau sudah selesai dan pemenang lelangnya siapa baru dibuat kontrak untuk selanjutnya dilanjutkan dengan pekerjaan,” tutur Torry, Selasa (6/9/2016)
Dikatakan, untuk pekerjaan pasar apung tahap tiga ini akan menggunakan anggaran sekitar 2,3 miliar yang bersumber dari anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Kota Ambon. Olehnya itu, jika proses lelang berjalan lancer maka, kemungkinan akan dikerjakan September ini.
“Pekerjaan tahap tiga ini, kalau tidak salah anggarannya itu sekitar 2,3 Miliar. Ya sekitar itu, angka pastinya saya juga belum tahu namun, sekitar 2,3 lah dari APBD. Rencananya kalau tidak ada halangan itu sekitar tanggal 14 sepetember. Tegantung proses lelang oleh panitia. Jadi, kalau proses lelang berjalan lancer, tidak gagal tender atau lelang ulang dan sebagainya maka, mudah-mudahan bisa jalan,” jelasnya.
Sementara itu, menurut Penjabat Walikota Ambon, Frans Johanis Papilaya, pembangunan pasar apung memang membutuhkan anggaran yang cukup besar. Bahkan, kata Dia jika dilihat dari kontruksi pasar tersebut bisa menghabiskan puluhan miliar. Olehnya itu, tahapan pembangunan pasar apung permanen tersebut masih di danai APBD Kota Ambon yang menurutnya tidak mungkin mampu merampungkan pasar tersebut dalam waktu cepat.
“Memang membangun pasar apung itu membutuhkan dana tidak sedikit, kemampuan fiscal kita juga terbatas. Olehnya itu, kita juga berharap melalui pemerintah pusat sehingga ada anggaran yang kita bisa manfaatkan, karena lewat kalau harapkan APBD juga tidak bisa karena memang sangat kecil dan terbatas, berhubung masih banyak kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang lain yang harus kita biayai lewat APBD,” kata Papilaya, kemarin.
Meski demikian, kata orang nomor satu di Kota Ambon itu, Pemkot tetap optimis untuk mengupayakan anggaran dari pemerintah pusat lewat dinas terkait sehingga dapat menyelesaikan pasar apung permanen yang merupakan kebutuhan masyarakat Kota Ambon.
“Saya kira kita tidak bisa menutup mata, saya sebagai Penjabat Walikota Kota, hal ini juga bagian dari tanggungjawab pemerintahan. Jadi, memang pimpinan SKPD terkait harus didorong untuk bagaimana kita bisa melakukan komunikasi yang baik ke pusat supaya kita bisa mendapatkan anggaran untuk kelanjutkan pekerjaan itu. Olehnya itu secara berlahan-lahan kita akan melakukan upaya-upaya anggaran,” pungkasnya.(L.Mukaddar)
====================
Terkait Gangguan Cetak ,
Tuharea : Server e-KTP Akan Diperbaiki Di Jakarta
AMBON,beritaLima.com- Hingga kini Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Ambon Ambon masih kesulitan melakukan cetak e-KTP sejumlah warga yang telah melakukan perekaman belum juga mengabil KTP mereka. Pasalnya, hingga saat ini server e-KTP masih gangguan dan upaya perbaikan telah dilakukan bagian teknis Disdukcapil namun, belum berhasil hingga warga terus menunggu. Akibat gangguan server tersebut maka, Disdukcapil berencana mengirimkan server tersebut ke Jakarta untuk diperbaiki.
Kepala Dinas Disdukcapil Kota Ambon, Din Tuharea saat diwawancarai mengatakan, untuk pelayanan dokumen kependudukan berupa Kartu Keluarga serta akta catatan sipil lainnya tidak menjadi persoalan namun, yang menjadi persoalan kata Dia adalah pelayanan e-KTP karena hingga kini server khusus cetak e-KTP mengalami gangguan. Olehnya itu, jika dalam waktu dekat Server tersebut belum juga membaik maka, akan dikirimkan ke Jakarta untuk diperbaiki.
Pelayanan disini itu untuk dokumen kependudukan berupa kartu keluarga dan akta cacatatan sipil itu normal seperti biasa. yang sekarang ini yang gangguan itu pada server khusus untuk E-KTP. Perbaikan sementara dilaksanakn sampai kemarin malam teman-teman dari Jakarta kontak untuk uji coba cetak tapi, ternyata tidak jadi,”ujar Tuharea di Ambon. Rabu (7/9/2016)
Dikatakan, untuk menyelesaikan masalah tersebut, dirinya sudah melapaorkan Masalah tersebut ke Penjabat walikota bahwa sejak kemarin tepat pukul Sembilan malm itu sudah diujicobakan mesinnya di Jakarta namun, mesin cetak itu belum jadi sehingga memang tidak bisa dicetak.
“Olehnay itu, dari pusat bilang nanti mereka periksa lagi aplikasinya untuk mengetahui penyebab gangguannya,”tuturnya.
Dengan demikian Tuharea mengatakan, masalah pencetakan e-KTP itu pihaknya masih menunggu informasi dari Jakarta. Jika belum ada informasi pasti dari Jakarta maka, Tuharea mengatakan, dirinya akan membuat laporan ke Penjabat Walikota terkait kendala yang dialami oleh data center Disdukcapil itu.
“Olehnya itu kita tunggu informasih teman-[teman dari Jakarta, Saya juga sudah lapor ke pak wali kalau misalnya, teman-teman di data centre itu secra teknis mereka kerjakan secara online tidak bisa maka, saya akan bersurat ke walikota agar alat ini dibawa untuk diperiksa kerusakannnya di Jakarta,”tutupnya.
Sementara ditempat terpisah, itu Penjabat Walikota Frans J. Papilaya mengatakan, Dirinya telah menginstruksikan masalah itu ke Kepala Disdukcapil untuk segera membawa mesin percetakan yang masih bermasalah itu ke Jakarta karena hal tersebut tidak boleh ditunda. Mengingat, kebijakan Pempus tanggal 30 September merupakan batas akhir perekaman e-KTP.
“Saya sudah intruksikan kepada Kadis Capil masih belum ada perbaikan maka bawa servernya ke Jakarta tidak boleh diam. Jadi, tenaga teknis harus bersama server ke Jakarta untuk perbaiki server tersebut. Sementara berdasarkan kebijakan pemerintah pusat tanggal 30 september merupakan batas perekaman e-KTP maka kita akan upayakan kerana itu sudah ada ketentuan maka kita uakan upayakan semaksimal mungkin mudah-mudahan seluruh yang terkait dengan e-KTP,”ujarnya.(L.Mukaddar)