MALANG, beritalima.com| Pekerjaan peningkatan jalan Lawang – Gunungjati yang dianggarkan senilai Rp 3 Milyar di Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, beberapa hari ini terhenti. Bahkan, pekerjaan yang direalisasikan oleh Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (DPUBM) tahun 2019 melalui DAK reguler melalui lelang dan dimenangkan oleh CV Cipto Dadi yang beralamatkan di Jalan Kemayoran Atas Kota Malang ini dikeluhkan warga.
Pasalnya, pekerjaan tersebut mengganggu pengendara motor, dan mobil. Sehingga di daerah tersebut jika sudah memasuki siang pagi dan sore hari terjadi sedikit macet. Karena harus gantian melewati jalan tersebut. Apalagi, kalau sudah malam jalan tersebut berbahaya bagi pengguna jalan yang melintasinya, karena jalan tersebut tidak ada lampu jalan.
“Sudah 5 hari pekerjaan ini sudah berhenti gak tau kenapa pekerjaan ini terhenti mungkin nunggu kering cor nya atau bagaimana, saya dan 3 orang teman saya membantu kelancaran kendaraan melintas di sini, karena kalau disini lagi macet bisa tawuran, seperti beberapa hari kemarin karena berebut jalan pengendara mobil dari arah berlawanan yang sama sama tidak mau mengalah namun, jalur yang bisa dilalui separuh akhirnya berantem, untuk itu kami disini membantu kelancaran jalan, memang tidak ada yang menyuruh kami akan tetapi demi kelancaran dan keamanan kami berinisiatif membantu disini,” ungkap Yustin salah satu warga pengguna jalan kepada awak media, Jumat 12 Juli 2019.
Tak hanya merugikan warga, pekerjaan tersebut juga dinilai kurang transparan. Hal itu lantaran tidak adanya papan nama proyek di sekitar pekerjaan bahkan, kantor Direksi Keet juga tidak ada. Bahkan, pekerjaan yang dimenangkan dengan nilai kontrak Rp 2,3 Milyar itu sudah mulai retak retak. Patut diduga saat pengerjaan peningkatan jalan tersebut tidak menggunakan Vibrator (pemadat cor).
“Saya tidak tahu pekerjaan tersebut terhenti sampai kapan?. Dan sepengetahuan saya sejak awal pekerjaan tidak ada papan nama nilai pekerjaan cor rabat beton tersebut. Bahkan setahu saya proyek peningkatan jalan tersebut juga tidak menggunakan alat pemadat vibrating sehingga pekerjaan tersebut tidak berkwalitas dan retak – retak, apalagi pekerjaan cor rabat beton tersebut juga tidak memakai besi bertulang sehingga kualitasnya patut dipertanyakan,” ujar Pria yang kerap kali melewati jalan tersebut.
Terkait hal itu hingga saat ini belum ada jawaban dari DPUBM Kabupaten Malang, bahkan beberapa hari belakangan ini pihak dari DPUBM Kabupaten Malang sulit untuk dihubungi. [red]